Harga Pangan Naik, Solusinya ?
Lensa Media News–Akhir-akhir ini masyarakat terutama para ibu harus dihadapkan kembali dengan naiknya harga pokok makanan. Harga beras yang sudah beberapa lama naik dari Rp 10.000/liter menjadi Rp 14.000/liter tentu membuat para ibu harus semakin pandai mengelola jatah belanja suami. Belum lagi kenaikan harga gula dan cabai yang menembus harga Rp 90.000/kg makin membuat para ibu mengencangkan ikat pinggang pengeluaran.
Melonjaknya harga harga bahan pokok ini lazim terjadi setiap menjelang perayaan hari raya dan akhir tahun tanpa bisa dibendung lagi. Sampai saat ini pemerintah belum bisa mengatasi hal tersebut. Wacana pembuatan beras kemasan dengan berat 200 gram yang akan dipasarkan dengan harga Rp 2.500 pun tentu bukan solusi yang tepat. Karena hal tersebut tidak akan berdampak pada keluarga yang memiliki anggota lebih dari 3 orang, yang tentunya tetap tidak akan mencukupi.
Kegundahan masyarakat seharusnya tidak perlu terjadi jika pemerintah memiliki trik-trik untuk mengatasi masifnya kenaikan harga bahan pokok ini. Dan bukan malah memberikan solusi yang tidak mengena ke pokok masalah. Karena sebenarnya pemerintahlah yang memiliki akses untuk mengadakan kontrol dari mulai produksi, pendistribusian hingga kontrol harga pasar.
Hal seperti ini tidak akan terjadi jika penyelenggara pemerintahan mengelola urusan masyarakat dengan menggunakan standar Islam. Karena setiap urusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak menjadi tanggung jawab sepenuhnya penguasa. Apalagi ini menyangkut kebutuhan mendasar yang wajib dipenuhi, tentu segala daya dan upaya harus dikerahkan supaya kebutuhan tersebut dapat dipenuhi tanpa dibebani dengan harga tinggi.
Salah-satu cara agar harga bahan pokok stabil adalah dengan mendistribusikan bahan pangan di daerah yang memiliki kelebihan ke daerah yang kekurangan bahan pangan. Itu merupakan salah satu cara yang cukup baik untuk dilakukan mengingat daerah yang memiliki kelebihan bahan pangan menjadi tidak kebingungan dengan bahan pangannya yang berlimpah dan menghindari mubazir.
Tentunya dengan penerapan sistem Islam sebagai tumpuan untuk dapat merealisasikan ide tersebut secara efektif tanpa adanya masalah korupsi, penimbunan bahkan penyelundupan bahan pangan yang berpotensi gagalnya realisasi ide tersebut. Sistem Islam yang sempurna dan menyeluruh tentu dapat mengawal ide tersebut hingga tuntas dan tentunya juga dapat mengurangi berbagai dampak kenaikan bahan pangan yang terjadi di masyarakat secara luas. Ukhti Palupi.[LM/IF/ry]