Pundak Pemuda, Pundak Peradaban Dunia
Pundak Pemuda, Pundak Peradaban Dunia
Oleh: Tsabitah Dien
LenSaMediaNews.com – Sumpah pemuda yang dirayakan setiap tahunnya pada 28 Oktober menjadi salah satu hari bersejarah yang penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. Momen ini pun menandai semangat persatuan, kesatuan, dan perjuangan para pemuda dalam mencapai kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Bertepatan hal tersebut, dalam unggahannya di media sosial terkait peringatan Hari Sumpah Pemuda, pemerintah mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Saat itu, penduduk usia produktif kita melimpah.
Pemerintah pun menekankan bahwa bangsa Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang ini melalui dua strategi utama. Pertama, mempersiapkan SDM Indonesia agar siap memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Kedua, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi SDA yang dimiliki.
Refleksi Pemuda Saat Ini
“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 orang pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia!” – Bung Karno
Kalimat yang tidak asing di telinga kita, menggambarkan betapa berpotensinya pemuda pada kemajuan bangsa.
Kepekaan yang tinggi, pemikiran yang kritisnya atas persoalan umat menjadi suatu kebanggan yang di dambakan oleh umat dan masyarakat lainnya. Mereka juga motor penggerak kemajuan baik buruknya nasib umat pada masa muda saat ini.
Namun sayangnya, potensi pemuda dalam sistem Kapitalis saat ini hanya difokuskan pada pemulihan aspek ekonomi. Dibajak oleh para korporat dan di saat yg sama, pemuda kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim. Di usia produktif, pemuda seharusnya aktif memikirkan permasalahan yang begitu pelik menimpa negeri ini, serta mencari solusi untuk mengatasinya.
Lebih parahnya lagi, para pemuda saat ini yang ter-arus kemajuan kapitalis hingga menyeret pada material, liberal, konsumtif dan lainnya, membuat mereka bersikap apatis dan pragmatis terhadap fakta di depan mata.
Seperti perihal kemiskinan, krisis identitas, pendidikan yang mahal dan lain-lain. Seharusnya fakta tersebut mendorong pemuda untuk melakukan perubahan. Walaupun tidak sepenuhnya pergerakan pemuda mati, tetapi sebagian besar pergerakan pemuda muslim hari ini telah gagal memahami akar masalah yang sebenarnya. Hingga akhirnya mereka meraba-raba solusi yang tepat dan mengambilnya melalui demokrasi yang ditawarkan pemerintah.
Kalaupun ada nilai-nilai muslim, itu pun juga sudah terlapisi dengan kacamata moderat yang ramah dengan nilai-nilai barat.
Pemuda Gemilang
Mush’ab bin Umair merupakan pemuda yang yakin memilih Islam di usianya yang masih muda, ketika ketenaran dan kemewahan hidup menghampirinya. Cahaya Islam memenuhi lubuk hatinya, hingga beliau menjadi pemuda visioner dan berjuang demi kemuliaan Islam.
Mush’ab bin Umair pun menjadi duta pertama dalam sejarah Islam yang diutus Rasulullah saw dalam menyebarkan dakwah Islam ke Madinah. Rasulullah saw memintanya untuk mengajarkan Al quran kepada penduduk Madinah. Dengan izin Allah swt, melalui wasilah tangan beliau, dakwah Islam kemudian berkembang pesat, strategi dakwahnya yang luar biasa, dan Madinah menjadi pusat negara Islam (daulah Islamiyah).
Oleh karena itu tak ada pilihan lain bagi para pemuda untuk mewujudkan perubahan selain mengambil Islam sebagai jalan perjuangan yang hakiki. Dan solusi bagi semua permasalahan yang bercokol di negeri ini.
Wallahu’alam bishowwab.