Sekularisme Merusak Fungsi Keluarga
Oleh: Yani Ummu Qutuz
(Pegiat Literasi dan Member AMK)
Lensa Media News–Malang betul nasib MR (13), hidupnya berakhir di tangan ibunya sendiri. Korban ditemukan tewas di saluran irigasi Blok Sukajati, Desa Bugis, Kec. Anjatan, Kab. Indramayu, dengan kondisi luka di kepala dan kedua tangannya terikat.
Kapolres Indramayu AKBP M. Fahri Siregar menjelaskan, berdasarkan penyelidikan Polri ternyata MR dianiaya sebelum meninggal. Korban ditemukan warga yang sedang mencari ikan. Setelah ditelusuri, petugas akhirnya menemukan kediaman terduga pelaku yang berada di Desa Parigi Mulya, Kec. Cipunagara, Kab. Subang.
Keseharian korban yang sudah tidak bersekolah, kadang memang meresahkan warga. Dia memang suka mencuri dan melawan pada orang tua. Mungkin ini yang membuat jengkel ibu, kakek, dan pamannya. Hingga pada satu malam, Selasa (3/10/2023) malam pukul 22.00 WIB, MR kedapatan pulang lewat atap rumah dan kepergok oleh kakek korban Warim (70), lalu Warim menegur. Korban tidak terima dan memukul Warim.
Warim marah lalu memukul kepala korban dengan gergaji, dan berteriak memanggil Nurhani (43) ibu korban dan Suganda (24) paman korban. Korban diikat tangannya oleh S. Korban dianiaya oleh tiga pelaku, untuk menghilangkan jejak, MR (saat itu masih bernyawa) dibuang ke saluran irigasi.
Setan mana yang tengah merasuki seorang ibu hingga tega membunuh anak kandungnya sendiri. Surga di bawah telapak kaki ibu, tak pantas disematkan pada ibu semacam ini. Lantas apa yang menyebabkan seorang ibu tega membunuh anaknya?
Keluarga merupakan institusi terkecil tempat berlindung seluruh anggota keluarga. Sejatinya keluarga menjadi tempat aman bagi anak-anak agar mereka tumbuh dengan sempurna. Tentu jika delapan fungsi keluarga terpenuhi, yaitu fungsi reproduksi, ekonomi, edukasi, sosial, proteksi, rekreasi, afeksi, dan religiositas.
Dalam kasus ini yang ada hanya fungsi reproduksi, walaupun akhirnya berpisah. Perpisahan ini pun berdampak pada hilangnya fungsi ekonomi hingga membuat anak putus sekolah. Fungsi religiositas yang harusnya menjadi pondasi yang sangat urgen tidak ada dalam keluarga MR. Hilangnya fungsi agama dalam keluarga membuat ibu MR kehilangan akal sehatnya sampai tega membunuh anaknya sendiri. MR pun tumbuh menjadi anak yang nakal, sulit diatur juga merugikan orang lain. Hal ini karena fungsi edukasi tidak berjalan dalam keluarga ini.
Kasus seperti ini muncul karena diterapkannya sekulerisme di negeri ini. Sekulerisme mencampakkan peran agama dalam mengatur kehidupan. Keluarga sebagai benteng terakhir tempat berlindung anggota keluarga, tak luput dari gempuran sekulerisme. Anak-anak yang seharusnya aman dekat orang tuanya, namun saat ini orang tua justru menjadi monster yang ditakuti oleh anak.
Agama yang menjadi pondasi telah hilang dalam keluarga. Keluarga yang tidak paham agama, akan bertindak sesuai hawa nafsunya, tidak peduli mana yang yang benar atau salah. Mereka akan melakukan apapun yang dianggap menguntungkan, walaupun itu melanggar aturan Allah. Jika agama sudah dipinggirkan maka akan rusak fungsi keluarga yang lain.
Negara pun memiliki andil dalam membuat jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Negara lebih berpihak pada para pengusaha ketimbang rakyat kebanyakan. Hal ini membuat rakyat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga fungsi ekonomi dalam keluarga pun hilang.
Islam sebagai dien yang sempurna, akan senantiasa menjaga fungsi yang ada dalam keluarga. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah. Dengan demikian akan tumbuh menjadi manusia bertakwa yang hanya takut kepada Allah.
Begitu pula dalam keluarga, baik orang tua ataupun anak akan memahami dan menjalankan setiap kewajiban, saling mengingatkan satu dengan lainnya. Ketika keluarga berpegang teguh pada agama maka fungsi yang lainnya akan berjalan dengan sempurna.
Negara dalam Islam memiliki tanggung jawab mengurus urusan rakyat. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi para lelaki untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarga. Bisa juga negara memberikan modal cuma-cuma. Bagi yang tidak mampu bekerja dan tidak ada sanak saudara yang menanggung, maka negara akan menjamin kebutuhannya melalui kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Sementara untuk layanan pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Negara akan menyediakan fasilitas tersebut dengan cuma-cuma namun tetap berkualitas.
Dengan mekanisme seperti ini, maka fungsi keluarga akan terjaga. Mustahil kemungkinan akan terjadi kasus pembunuhan anak oleh ibunya sendiri. Maka agar kasus semacam ini tidak muncul lagi, maka terapkanlah Islam dalam semua aspek kehidupan. Wallahu ‘alam bisawab. [LM/ry].