Selingkuh bertebaran, Bukti Rapuhnya Keluarga
Oleh: Maulinda Rawitra Pradanti, S.Pd
Lensa Media News-Dunia entertain sedang tak baik-baik saja. Bekerja sebagai public figure memang tak menampik mereka jadi sorotan. Kehidupan pribadi pun bisa terekspos dan dijadikan bahan pembicaraan. Serapat apapun itu, sehebat apapun usaha menyembunyikan masalah, akan tercium juga oleh netizen yang jeli. Tak jarang, justru dari keluarga terdekat mereka yang membongkarnya.
Tak berhenti di satu berita, muncul lagi benih-benih yang baru. Tak hanya sebulan sekali, rasanya sudah menjadi berita pekanan. Masih hangat berita perselingkuhan oleh vokalis V, kini aktris SS dan aktor RK tersangkut kasus yang sama.
Berita perselingkuhan dan perceraian menambah daftar panjang framing buruk para public figure tanah air. Semakin hari semakin menampakkan bahwa kerapuhan keluarga menyasar seluruh kalangan. Bahkan yang terlihat aman-aman saja, nyatanya hanya gimik depan layar kamera.
Selingkuh dari pasangan bukan hanya melibatkan 1 atau 2 orang saja, bukan hanya dari public figure saja, keluarga pada umumnya juga berisiko mengalami masalah yang sama. Seolah selingkuh adalah jalan keluar di saat bosan dengan pasangan sah. Terlebih lagi jika muncul mindset bahwa selingkuh adalah alternatif untuk memuaskan nafsu yang tidak didapat dari pasangan sah. Serapuh itukah wajah keluarga saat ini?
Jika selingkuh sudah menjadi fenomena, maka akan sangat sulit melihat mana keluarga yang sesungguhnya dan mana keluarga yang berpura-pura. Kalau orang-orang saat ini seperti itu, maka tak heran jika potret generasi mendatang pun lebih buruk. Bahkan dilihat di berita, generasi saat ini sudah banyak yang mengikuti gaya kehidupan para public figure dambaan mereka, termasuk kebiasaan gonta-ganti pasangan dan saling tikung sana-sini.
Maka perlu disadari bahwa fenomena ini sudah menjamur dan harus diberi perhatian khusus. Jangan sampai tambah melebar dan kebablasan hingga tak lagi terbendung dan justru dimaklumi sebagai bagian dari kebebasan berperilaku. Naudzubillah min dzalik.
Perselingkuhan harus dipahami sebagai tindakan yang menyimpang bahkan bisa sampai mengantarkan pada perzinahan yang dosanya sangat besar, baik bagi yang belum menikah atau yang sudah menikah. Hukuman zina dalam Islam tak tanggung-tanggung, apalagi yang melakukannya adalah orang yang sudah menikah, yakni dirajam hingga mati. Apabila hukuman ini diterapkan dengan benar, niscaya kasus serupa tak akan pernah terulang.
Islam bukan agama yang menakut-nakuti dengan penerapan hukumnya. Islam punya sistem penjagaan supaya tidak terjadi kemudharatan di tengah-tengah umat. Islam juga punya mekanisme pencegahan supaya kaum Muslim tak melakukan tindakan yang dilarang agama. Salah satu pengaturannya adalah sistem pergaulan antara laki-laki dan perempuan serta hukuman jika melewati batas.
Maka jelas, dengan penerapan hukum yang tegas, Islam telah menyelamatkan keutuhan keluarga. Semua anggota keluarga akan memahami betul kewajibannya, suami kepada istri, istri kepada suami, pun dengan anak-anaknya. Semakin mereka menyadari kewajibannya, maka semakin takut mereka bertindak di luar itu.
Dengan demikian, kehidupan yang sekuler dan serba bebas yang menjadi salah satu sebab dari maraknya fenomena selingkuh harus segera dihapuskan. Rapuhnya mental dan ketiadaan pemahaman akidah yang benar harus segera dibenahi. Keluarga Muslim tidak boleh ikut dalam lingkaran sekuler dan liberal. Mereka harus kembali pada peraturan Islam yang sempurna.
Maka sudah barang tentu, semua ini harus didukung oleh sistem negara yang kuat dan mumpuni dalam mengemban Islam. Maka Negara juga harus mengubah arah pandangnya menjadi Islam saja, bukan membebek pada sistem selain Islam. Bukan hanya keutuhan keluarga yang akan terselamatkan, tetapi semua masalah akan tersolusikan. Wallahu a’lam bishshowab. [LM/ry].