Pelanggaran HAM Tidak Akan Selesai Tanpa Islam

Oleh : Zhiya Kelana, S. Kom

(Aktivis Muslimah Aceh)

 

Lensa Media News-Presiden Joko Widodo kembali mengulang janjinya untuk menuntaskan masalah Hak Asasi Manusia (HAM) pada masa lalu. Jokowi pun telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ia memastikan, pemerintah tidak pernah berhenti menuntaskan masalah tersebut secara bijak dan bermartabat. Jokowi juga mengajak agar seluruh pihak dapat bekerja sama dalam penyelesaian masalah tersebut serta mencurahkan energi demi kemajuan bangsa.

 

“Saya telah menugaskan agar penyelesaian masalah HAM masa lalu terus dilanjutkan yang hasilnya bisa diterima seluruh pihak serta diterima dunia internasional,” kata Jokowi saat pidato dalam rangka peringatan Hari HAM Sedunia 2020 yang disiarkan secara daring (Katadata.com, 10/12/2022).

 

Tidak Ada Penyelesaian

 

Upaya Penyelesaian pelanggaran HAM berat di Indonesia yang dilakukan pada akhir masa jabatan presiden lebih banyak menunjukkan adanya pencitraan. Seharusnya sejak awal bisa diselesaikan apalagi menjadi janji saat pencalonan. Di sisi lain juga lebih seperti menutup kebobrokan berbagai bidang selama masa pemerintahannya.

 

Janji manis saat pencalonan dulu belum mampu diwujudkan dengan dalih sudah diserahkan kepada para menteri yang bertanggung jawab. Dan tampaknya dari tahun ke tahun memang tidak ada upaya untuk menyelesaikan kasus HAM dimasa lalu. Karena itu pasti akan mencoreng nama baik pemerintahan. Apalagi hal itu dilakukan oleh aparat keamanan dengan dalih perintah dari para penguasa saat itu. memang kasus pelanggaran HAM bukan hanya terjadi di negeri ini, tapi dimanapun itu tak pernah ada penyelesaiannya.

 

Lebih dari itu, juga menunjukkan jahatnya sistem demokrasi yang membiarkan pelanggaran HAM terjadi tanpa segera penyelidikan dan penyelesaian agar korban mendapatkan keadilan. Karena banyaknya korban dan terbatasnya alat pada saat itu tidak mungkin bisa mendeteksi siapa pelakunya. Namun saat ini dengan kecanggihan teknologi, rasanya mustahil tidak dapat diselesaikan kecuali memang tidak ingin membuka bobroknya negeri ini dengan sistem yang dianutnya. Memang tak bisa kita berharap pada negeri ini untuk memberikan keadilan kepada kita, sedangkan hukum ini bisa dipelintir sesuka hati mereka. Inilah wajah busuk dalam sistem ini yang masih saja dipertahankan.

 

Nyawa Manusia Dalam Islam Berharga

 

Sungguh berbeda dengan Islam yang sangat menghormati dan menghargai nyawa manusia, apalagi karena adanya kerusuhan. Islam memiliki sistem sanksi yang adil yang harus ditegakkan oleh penguasa. Selain itu penghormatan Islam atas nyawa manusia juga nampak pada hukum qishos.

 

Dalam Islam sangat jelas hukumannya, bahwa siapapun yang melukai atau membunuh siapapun yang tak berdosa sedangkan mereka dalam perlindungan negara, maka pasti akan diberikan hukuman setimpal. Hukuman dari Islam ini punya efek luar biasa, yaitu menjadi penebus dosa dan efek jera bagi pelakunya. Sehingga tidak ada lagi yang berani melakukan hal itu selama dia masih menjadi warga negara daulah. Rasulullah saw. Bersabda, “Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri, aku akan memotong tangannya.” (HR Bukhari-Muslim). Wallahu’alam. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis