Kasus TBC Meningkat, Islam Solusi Tepat
Oleh: Ajeng Erni S
Lensa Media News-Kasus TBC (Tuberculosis) di beberapa kota di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Tercatat, pada tahun 2021, kasus TBC ada 443.235 dan terjadi peningkatan menjadi 717.941 pada tahun 2022. Sedangkan data sementara pada tahun 2023 ada 118.438 kasus. Salah satunya di Kota Cimahi ditemukan sebanyak 4.294 kasus.
Angka ini meningkat 106% dibanding tahun sebelumnya. Menurut Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dikdik S Nugrawan, bahwa penyakit TBC tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tapi berdampak juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat, seperti halnya masalah stunting. Berdasarkan WHO Global Tuberculosis Report 2020, faktor kurang gizi adalah faktor resiko yang paling tinggi penyumbang penyakit TBC (Pikiranrakyat.com, 15/03/2023).
Sementara, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi mengungkapkan, berdasarkan data Global TB Report 2022, bahwa Indonesia ada pada peringkat kedua dengan beban kasus TBC terbanyak di dunia setelah India (CNNindonesia.com, 18/03/2023).
Keadaan ini menggambarkan buruknya usaha pencegahan, buruknya hygiene dan sanitasi, lemahnya sistem kesehatan dan pendidikan. Tingginya kemiskinan dan stunting dan terbatasnya sarana kesehatan juga memberikan kontribusi yang cukup besar.
Inilah kelemahan sistem sekuler kapitalisme yang dijadikan dasar pengaturan urusan saat ini. Karena sistem ini telah menjadikan orang sakit sebagai komoditas untuk dikapitalisasi, yakni harus mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, kasus TBC tidak akan pernah terselesaikan selama menggunakan sistem kapitalisme.
Berbeda dengan sistem Islam, Islam sebagai sistem hidup berasal dari Al- Khaliq yang sempurna mampu menyelesaikan persoalan manusia termasuk kesehatan.
Islam menetapkan bahwa negara adalah pihak yang bertanggung jawab melakukan tindakan pencegahan bahaya apapun termasuk penyakit menular seperti TBC ini. Sebagaimana ditegaskan Rasulullah Saw. “Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia adalah laksana penggembala. Dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya“. (HR. Al-Bukhari).
Oleh karena itu, negara wajib melakukan upaya peningkatan daya tahan tubuh masyarakat dengan pembagian segera bahan pangan bergizi kepada setiap individu masyarakat, terutama yang miskin. Disamping menjamin pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dengan pangan bergizi agar terwujudnya sistem imun yang kuat, juga sanitasi dan air bersih hingga perumahan dan pemukiman yang sehat, semua harus dijamin oleh negara.
Hal ini merupahan pengamalan perintah Rasulullah Saw. yang menjadikan imam sebagai penanggungjawab urusan rakyat. Negara menyediakan fasilitas kesehatan terbaik dengan jumlah memadai dan mudah diakses oleh setiap individu masyarakat, kapan pun dan dimana pun.
Disamping itu disertai kelengkapan alat kedokteran dan obat-obatan terbaik bagi masyarakat yang terpapar penyakit menular dan diberikan secara gratis. Juga adanya dukungan sistem pendidikan Islam yang akan mendidik masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan hidup sehat dan bersih. Inilah solusi yang lengkap dan menyeluruh yang dimiliki Islam, yang hanya bisa terwujud dalam institusi Islam. Allahu A’lam bishshawab. [LM/UD/ry].