Miris, Pinjaman Online Menjamur

Saat ini sangat marak pinjaman online (pinjol). Bukan hanya menimpa ibu-ibu seperti yang telah marak beberapa tahun lalu, tapi juga sudah merambah pada mahasiswa.
Kasus tersebut memberikan sedikit gambaran bahwa kalangan generasi muda pun sangat mudah mengambil keputusan untuk melakukan pinjol. Tentu saja hal ini karena kebutuhan dan keinginan setiap individu sangat beragam saat ini dan ada anggapan bahwa salah satu solusi pintasnya adalah pinjol. Sungguh sangat disayangkan, mereka tidak mempertimbangkan aspek halal-haram. Bahkan mereka lebih berfokus pada manfaat sesaat yang terbayang untuk didapat.
Beberapa faktor yang memengaruhi adalah minimnya pemahaman akidah Islam terkait halal-haram dalam muamalah pinjam-meminjam dan literasi keuangan .
Padahal pinjol itu tidak diperbolehkan karena mengandung unsur riba, dan riba itu dicela oleh Allah SWT. Dalilnya adalah “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya Iarangan dari Tuhannya, laIu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang Iarangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekaI di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Mirisnya, jika dalil dari Al-Qur’an tidak dijadikan patokan dalam mengambil keputusan, maka dapat dipastikan bahwa seseorang itu belum menjadikan aturan Allah SWT sebagai tolok ukur baik-buruk dan tolok ukur kebahagiaan hidupnya.
Bagaimana solusinya? Solusi mendasarnya adalah hendaklah kita memahami kembali agama kita, karena umat Islam telah dimuliakan dengan turunnya Al-Qur’an. Jika kita menjauh dari Al-Qur’an dan tidak mau mempelajarinya, maka kita akan masuk ke dalam kehidupan yang sempit. Salah satunya adalah terjebak dalam sistem ribawi pinjol.
Mari kita selalu bersemangat tentang urusan akhirat kita, karena hakikatnya kehidupan yang abadi itu ialah di akhirat.
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Wallahu a’lam.
Riri Rikeu
[LM/Ah]
Please follow and like us:

Tentang Penulis