Krisis Akidah: Selamatkan Generasi dengan Pemahaman Islam

Oleh: Reni Adelina
(Kontributor Media dan Aktivis Muslimah)
Lensa Media News – Masih hangat dalam ingatan kita tentang peristiwa Kanjuruhan di tanah air yang memakan ratusan korban jiwa. Rata-rata korbannya adalah pemuda. Kini dunia internasional juga digegerkan dengan kasus pemuda. Tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan membawa petaka dengan memakan 151 korban jiwa dalam perayaan tersebut. Ratusan orang terkena henti jantung setelah ribuan orang memadati jalan sempit di distrik Itaewon, Korsel. Kepadatan peserta perayaan semakin sulit diatur ketika menjelang larut malam hingga petugas darurat dan polisi turun untuk menangani situasi rumit tersebut. (news.detik.com, 29/10/2022)
Pun yang paling memprihatinkan dari perayaan Halloween yang unfaedah ini ialah menjangkiti pemuda Islam. Arab Saudi, negeri dengan mayoritas muslim dan tanah kelahiran Nabi Muhammad saw., turut serta merayakan Halloween dengan mengenakan kostum yang menyeramkan sambil menggelar parade harlequin. Perayaan ini berlangsung di Boulevard Riyadh dengan tema “Scary Weekend”. Festival Halloween ini merupakan rangkaian dari acara Riyadh Season yang berlangsung di ibu kota Saudi.
Miris bukan? Walaupun perayaan ini tidak memakan korban jiwa, namun mengikis akidah umat Islam khususnya para pemuda. Sejak era Mohammed bin Salman, wajah Arab Saudi kian jauh dari syariat Islam. Nilai-nilai Islam mulai memudar di sana. Terlihat condong kebarat-baratan. Beberapa waktu yang lalu perayaan Maulid Nabi Muhammad dianggap bid’ah, namun perayaan Halloween dan perayaan lainnya yang bukan berasal dari Islam diterima dengan tangan terbuka. Miris!
Sejarah Halloween
Dilansir dari Histroy, perayaan Halloween berasal dari festival bangsa Celtic kuno. Bangsa Celtic yang hidup sekitar 2 abad yang lalu merayakan tahun baru 1 November. Artinya, puncak perayaan Halloween jatuh pada tanggal 31 Oktober malam dengan nama festival Samhain. Mereka memercayai bahwa pada malam tahun baru, tidak ada batasan antara dunia orang hidup dan orang mati. Batasan itu menjadi kabur.
Istilah Halloween sendiri muncul pada abad ke-VII Masehi, atas inisiatif Gereja Katolik Roma mengubah All Saints Day atau All Hallows. Secara umum, Halloween disimbolkan dengan labu yang dibentuk menyerupai wajah yang menyeramkan yang menggambarkan karakter Jack O’Lantern. Jack O’Lantern merupakan arwah yang berkeliaran sambil membawa lentera karena dirinya berhasil menipu iblis agar tidak dimasukan ke dalam neraka.
Maka perayaan Halloween atau disebut juga All Saint’s Eve adalah malam hari raya semua orang kudus di kekristenan Barat. Tentunya perayaan ini sangat bertentangan dengan syariat Islam. Sudah masuk ke ranah akidah.
Selamatkan Generasi dengan Islam
Permasalahan pemuda muslim saat ini begitu kompleks. Pelaku agen perubahan kehilangan arah. Sejengkal demi sejengkal masuk ke lubang kehinaan dan menikmati arus modernisasi budaya yang bukan berasal dari Islam.
Memang sudah sunnatullah, bahwa orang muslim akan mengikuti jejak orang kafir sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “”Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan kepada Nabi, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab,” Selain mereka, lantas siapa lagi?”” Lalu Ibnu Taimiyah juga menjelaskan dalam Majmu’ Al Fatawa, 27:286, bahwa tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nasrani dalam sebagian perkara.
Mengikuti jejak orang-orang kafir disebut dengan dengan tasyabbuh. Larangan ini sudah sangat jelas dijabarkan dalam Islam. Walaupun sudah menjadi sunnatullah, bukan berarti kita diperbolehkan mengikutinya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud dikatakan, “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
Permasalahan ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Menyelamatkan generasi dengan pemahaman Islam. Urgensi dakwah sangat dibutuhkan dari semua lapisan masyarakat. Tidak hanya bersifat individu ataupun kelompok. Butuh peran negara untuk memfilter dan menangkis budaya-budaya kafir yang mampu merusak akidah umat Islam. Mencampakkan ide sekuler yang tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat dan menggantinya dengan penerapan Islam secara totalitas. Butuh dakwah yang serius untuk menyadarkan umat aga kita mampu membawa kemenangan Islam dan menjaga wibawa Islam.
Wallahu a’lam.
[LM/Ah]
Please follow and like us:

Tentang Penulis