Penyebab Doa Tak Terkabulkan

 

Oleh : Emmy Emmalya

(Analis Mutiara Umat Institute) 

LenSaMediaNews.com – Hampir setiap hari kita menyaksikan media dihiasi dengan berita-berita yang menyayat hati. Mulai dari pelecehan terhadap ayat suci Al qur’an yang dilakukan oleh Eko Kuntadhi hingga peristiwa bunuh diri di daerah Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Tidak hanya itu, dari segi ekonomi pun negeri ini ditimpa oleh banyak kebijakan yang jauh dari keberpihakan kepada rakyat. Dari mulai kenaikan BBM awal September lalu, disusul dengan wacana konversi kompor LPG ke kompor induksi. Menambah runyam kehidupan di negeri ini. 

Ironisnya lagi, jika ada yang mencoba memberikan masukan pada pemerintah, malah dianggap anti NKRI dan membenci pemerintah. Padahal, itu dilakukan semata-mata demi kebaikan negeri. 

Anehnya, ketika ada yang melecehkan agama terkhusus ajaran Islam dan pemeluknya (karena paling banyak diserang), pihak penentu kebijakan seakan menutup mata. 

Sebagai contoh pelecehan terhadap ajaran Islam oleh Eko Kuntadi yang selesai hanya dengan mengucap empat huruf ‘Maaf’. Padahal konsekuensi penghinaan terhadap ayat-ayat Allah itu berat tidak bisa selesai hanya dengan meminta maaf.

Kemudian penyerangan terhadap seorang imam di sebuah masjid tanpa dilakukan investigasi secara detail, pelakunya tiba-tiba langsung dikatakan mengalami gangguan jiwa. 

Semua penderitaan tersebut terjadi disebabkan tidak berjalannya amar ma’ruf nahi mungkar di tengah-tengah umat Islam di negeri ini. Padahal perkara tersebut memiliki peran yang sangat penting bagi umat Islam. Dia merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim. 

Jika ditinggalkan maka konsekuensinya adalah seperti yang tergambar dalam sabda Rasulullah Saw, berikut :

“Demi zat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar makruf nahi munkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian siksa, kemudian kalian berdoa kepada-Nya, akan tetapi Allah tidak mengabulkan doa kalian.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Begitu urgen-nya perkara amar ma’ruf nahi mungkar ini sehingga apabila umat Islam meninggalkannya akan berkonsekuensi pada makin luasnya kemaksiatan dan tidak berjalannya penerapan syari’at Islam. 

Jika kondisi ini dibiarkan maka akan mengundang azab Allah. Bisa menimpa semua manusia hingga doa yang dipanjatkan tertolak dan keberkahan tak akan diturunkan. 

Oleh sebab itu, jika tak ingin azab menimpa umat secara menyeluruh, umat Islam harus selalu menjalankan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar, karena inti ajaran Islam itu sendiri adalah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar ini tidak hanya berlaku bagi individu saja tapi juga negara sebagai institusi yang memiliki kekuasaan. Apabila negara yang berperan maka aktivitas kemaksiatan akan mudah ditumpas dan penerapan ajaran Islam akan lebih efektif. 

Terlebih lagi posisi umat Islam di dunia ini merupakan umat terbaik, sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur’an surat Ali Imran ayat 110 berikut, yang artinya :

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah”

Begitulah sejatinya karakter umat Islam. Bila tak ditemukan karakter seperti itu saat ini, karena disebabkan umat Islam tak menjalankan kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar alias dakwah.

Umat Islam terlupakan akan jati dirinya sebagai seorang pengemban dakwah Islam. Sehingga terjerumus dalam kubangan sistem kufur. Sesungguhnya, jika kita tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar maka kerusakan di muka bumi akan semakin merajalela.

Di antara kerusakan yang akan timbul akibat meninggalkan amar makruf nahi munkar adalah:

Pertama, Para pelaku maksiat akan semakin merajalela karena tidak ada yang melarang, sehingga kemaksiatan itu dianggap biasa. Sedikit demi sedikit akan lenyap kebenaran di tengah umat manusia. Sebagai gantinya, semakin merajalela kemaksiatan dan kerusakan. 

Kedua, perbuatan maksiat akan dipandang baik dan terpuji di mata masyarakat. Kemudian akan banyak yang menjadi pengikut para pelaku maksiat tersebut. Sebagai contoh merajalelanya pergaulan bebas di kalangan remaja yaitu pacaran, korupsi berjamaah, minum minuman keras dan perilaku kemaksiatan lainnya yang dianggap biasa. Selama tak mengganggunya secara langsung tidak membuat bergeming.

Padahal salah satu sebab hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan itu disebabkan oleh tersebar luasnya kemungkaran. Tanpa ada seorang pun dari yang paham agama baik seorang ulama, kyai maupun kaum muslim yang mencegah perbuatan tersebut. 

Oleh karena itu, dalam situasi masyarakat yang jauh dari agama seperti saat ini, maka tidak layak seorang muslim lari dari realitas. Pergi ber-uzlah, tapi harus terjun berdakwah ke tengah masyarakat dan meluruskan pemahamannya agar mereka kembali kepada syari’at Islam sehingga secara otomatis kemaksiatan pun akan lenyap dari atas muka bumi. 

Allahu’lamu bishowwab.

[AAH/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis