Oleh: Choirin Fitri

 

Dalam KBBI, istilah Bucin ini tidak ada artinya. Why? Karena merupakan bahasa gaul saja. Arti bucin sendiri berarti orang yang tergila-gila akan cinta, orang tersebut mau melakukan apapun demi orang yang dia cinta.

Bucin ini biasa dikenal juga budak cinta. Seperti halnya dalam dunia perbudakan dahulu kala, seorang budak selalu akan menuruti perintah tuan/majikannya. Begitu pula dengan para bucin, mereka rela berkorban apa saja, harta, jiwa, raga semuanya diberikan demi si doi yang tercinta. Ciri-ciri bucin ini biasanya: punya gebetan alias pacar, hobi ngegombal, nggak rela waktu terbuang tanpa sang pacar, rela melepas keperawanan demi si doi, deelel.

Generasi bucin ini terkadang ngefans berat sama artis Korea. Baik lagu, film, plus berbagai tulisan ala Korea. Standar cinta mereka mengikuti standar cinta ala artis yang diidolakan.

Kisah cinta yang diinginkannya, mirip sama drakor. Bahkan, mungkin keinginan kehidupan rumah tangga ala-ala mereka. Misalnya, gadis biasa dapat cowok CEO yang kece punya, bisa ketemu sang pangeran pujaan yang keren abis, dan, seabrek kisah ala-ala yang sebenarnya sulit terealisasi dalam dunia nyata.

Generasi bucin ini sejatinya adalah generasi bebek. Kok bebek? Kan mereka manusia?

Tahu bebek? Iya hewan bebek. Bukan motor bebek. Si bebek ini jika diamati hobinya ikut teman yang didepannya. Kemanapun mereka pergi pasti barengan. Maka, generasi yang hobi ngikut aja bisalah disebut generasi bebek. Coz, kemanapun arus berjalan, ke sitilah arah tujuan.

Generasi bebek ini beneran suka-suka. Kalau musimnya bucin, ikut ngebucin. Kalau musim drakor, ikut ngedrakor sambil berkomentar. Kalau musimnya freesex, ikutan juga. Astaghfirullah, beneran generasi yang enggak punya pendirian.

Generasi model ini enggak punya tujuan jelas. Kemanapun arus berlalu, mereka bakal ikut. Tanpa dipikir dampak baik atau buruknya. Tak peduli baik buruknya, asalkan menyenangkan alias hanya sekadar having fun.

Sebenarnya, cinta ala generasi bucin, K-Pop, drakor, sampai pembebek semua ditujukan untuk manusia dengan niatan memperoleh cinta ala manusia. Bisalah disebut cinta dunia. Cinta yang hanya terbatas di dunia saja.

Padahal, cinta yang bersifat duniawi itu hanya sementara. Nggak abadi. Nggak dibawa mati. Artinya, beneran rugi dong ya udah ngorbanin banyak hal eh nggak ada gunanya?

Maka, cinta ala dunia ini kudhu diubah. Dari yang menggelikan dan menjijikkan macam ulat bulu diubah jadi cantik macam kupu-kupu. Nah, berarti cinta kudhu bermetamorfosa jadi cinta yang mulia. Seperti apa itu?

Bagi seorang muslim rugi pakai banget jika memiliki rasa cinta hanya untuk mengejar dunia. Karena, bagi seorang muslim dunia hanya tempat singgah sementara. Akhiratlah ujung dari kehidupan sesungguhnya.

Maka, bagi seorang muslim jika ia memiliki rasa cinta akan ia sandarkan pada Rabbnya. Apakah Rabbnya menghalalkan atau mengharamkan? Jika halal akan ia nikmati rasa itu. Jika haram akan segera ia campakkan rasa itu.

Jika rasa cinta itu malah membuatnya menghampiri zina, ia akan segera tinggalkan. Mengapa? Karena, zina adalah haram. Efeknya dosa.

Allah berfirman keharaman zina ini:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk“. (Surah Al-Isra’:32)

Sob, menjadi bucin bukan ciri seorang muslim ya! Why? Coz, ketika seorang muslim jatuh cinta, ia akan memperhatikan rambu-rambu syariat untuk memenuhinya. Jika dia mampu menikah, ia segera menikah. Tetapi, jika dia belum mampu ia akan berpuasa, bukan malah menjadi budak cinta.

Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw. “Haisekalianpemuda, barangsiapa di antara kalian sudah memiliki kemampuan, segeralah menikah, karena menikah dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum sanggup menikah, berpuasalah, karena puasa akan menjadi benteng baginya.” (HR. Muttafaq ‘alaih). [LM/UD]

Please follow and like us:

Tentang Penulis