Sampah Menggunung Tiada Berujung
Oleh: Idatul Marfuah
(Pelajar Peduli Indonesia)
Lensa Media News – Sampah yang menggunung dan terus bertambah menjadi persoalan yang tak kunjung usai. Adanya kebijakan pemerintah untuk menghimbau pemanfaatan sampah dan pemilahan sampah organik / anorganik tak menyelesaikan masalah hingga benar-benar selesai. Di samping masyarakat yang konsumtif dalam sekuler kapitalistik saat ini.
Kebijakan Sampah di Indonesia
Di Indonesia, permasalahan sampah menjadi masalah yang serius. Pasalnya sampah dapat merusak lingkungan dan mencemari udara. Apalagi, sampah sampah terus saja bertambah dengan jumlah yang sangat sangat besar.
Di TPS bandar gebang yang menjadi penampungan sampah untuk wilayah DKI Jakarta merupakan TPS terbesar di dunia dengan pasokan 7000 ton sampah per harinya. Di beberapa kota di Indonesia seperti di Pontianak pasokan sampah mencapai mencapai hampir 4000 ton per hari (Genpi.co Kalbar, 28/4/2022). Juga di wilayah Jabar sampah mencapai 1200 ton dan akan bertambah di hari lebaran hingga 60 ton (Republika. co.id, 2/5/2022).
Akan tetapi berbagai himbauan-himbauan pemerintah untuk mengurangi sampah dengan melakukan pengolahan sampah menjadi energi baru terbarukan, pemilahan antara sampah organik dan anorganik, juga himbauan untuk mengurangi penggunaan plastik tak dapat menyelesaikan permasalahan sehingga malah malah terus bertambah. Ditambah lagi kurangnya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat Indonesia dalam pengelolaan sampah juga masyarakat Indonesia yang terbilang konsumtif.
Gaya Hidup Konsumtif
Dalam kehidupan kapitalisme sekuler yang memandang bahwa kebahagiaan adalah ketika dapat memuaskan kesenangan duniawi serta mendapatkan kebahagiaan sebanyak-banyaknya, Keyakinan ini telah berdampak pada gaya hidup masyarakat yang bersifat hedonisme seperti, membeli apapun untuk memuaskan keinginan duniawi semata. Sehingga membuahkan gaya hidup konsumtif pula. Gaya hidup ini telah meracuni kaum muslimin saat ini.
Tentu saja gaya hidup konsumtif ini mempengaruhi jumlah sampah di dunia semakin orang sering berbelanja akan semakin mempertambah produksi sampah di dunia.
Bagaimana Islam Memandang?
Berbeda dengan Islam. Islam mengajarkan untuk mengambil dunia secukupnya dan tidak mengajarnya.
الدنيا ظلّ زاءل
“Dunia itu (seperti) bayangan yang akan segera hilang”
Allah dan rasulnya memerintahkan kita untuk mempersiapkan akhirat dan mengejar dunia, adalah karena akhirat adalah kehidupan yang hakiki nan abadi.
Allah berfirman dalam QS. Ghofir : 39 :
(اِنّمَا هَذِهِ الحَيَاةُ الدُنيَا مَتاعٌ وَ إِنَّ الأخِرةَ.هِيَ دَارُ القَرارِ)
“Sesungguhnya kehidupan dunia yang fana ini hanyalah kesenangan sementara yang mudah didapat dan mudah pula lenyap, dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang tidak akan pernah lenyap dan kekal selama-lamanya.”
Rasul dan para sahabat telah mencontohkan hidup tawadhu’, qona’ah dan jauh dari kemewahan. Mereka tidak terlena dengan keindahan dunia sedikitpun.
Hidup ala barat yang menimpa muslimin hari ini tidak lain, telah mengadopsi kapitalis sekuler. Oleh karena itu, olahan sampah dapat menjadi gambaran untuk kita bahwa gaya hidup kaum Muslimin saat ini begitu konsumtif maka, sebagai seorang Muslim kita harus berusaha merubah sikap dan pola pikir untuk seperti halnya yang diajarkan Rasulullah Saw. Juga berjuang untuk menegakkan sistem Islam di bumi ini.
[ry/LM].