Ada Konspirasi Besar di Balik Bentrok Ormas

Oleh: Emmy Emmalya

 

Lensa Media News – Peristiwa bentrok antar ormas sering kali terjadi. Kali ini LSM dan ribuan anggota ormas terlibat bentrok di Karawang, Jawa Barat (Okezone, 24/11/2021). Sebelumnya pernah terjadi bentrokan antara FBR dan Pemuda Pancasila pada tanggal 17 November 2021 (Tempo.Co., 20/11/2021). Penyebab bentrok pun belum diketahui secara jelas dan yang menjadi pertanyaan mengapa bentrok antar ormas ini sering terjadi dan apakah konfilk ini terjadi secara natural atau by design alias memang sengaja dipelihara?

Menanggapi hal ini, Direktur LANSKAP, Aminudin Syuhada’ mengungkap, ada keterkaitan yang cukup erat antara penelitian RAND Corporation dengan bentrok antar ormas yang tak pernah selesai (Kanal YouTube PKAD, 24/11/2021).
Sebelum membahas strategis dan rekomendasi apa yang terlahir dari penelitian RAND Corporation, ia menjelaskan apa yang dimaksud dengan Rand Corporation itu, yaitu sebuah lembaga think tank yang mana darinya keluar sebuah rekomendasi kebijakan yang diberikan kepada penguasa AS.

Contoh dari rekomendasi itu adalah perpolitikan AS yang terkait dunia Islam dengan melakukan war of Islam yaitu memerangi kelompok Islam militan dalam jangka pendek dan memoderasi Islam dalam jangka panjang. Maka untuk mewujudkan misi tersebut ada lima rekomendasi yang dikeluarkan oleh RAND Corporation.

Pertama, mendukung modernisasi Islam.
Kedua, mendukung agenda-agenda yang menguntungkan kelompok-kelompok sekularis.
Ketiga, memberdayakan komunitas yang pro sekuler. Keempat, membuat kaum tradisionalis tetap dalam posisi kontra dengan kaum fundamentalis. Kelima, menumpas kaum fundamentalis dengan framing dan settingan opini negatif atas keberadaan mereka saat ini maupun di masa lampau. Sehingga keberadaan mereka tertolak dan tertutup kemungkinan eksis di masa mendatang.

Untuk melakukan kelima misi ini AS tidak tampil secara vulgar karena jika tampil secara vulgar maka akan mendapatkan perlawanan sengit dari umat Islam. Oleh karena itu, AS memanfaatkan para kiai, cendekiawan, tokoh pemuda baik secara individu maupun lembaga, ormas, LSM yang kemudian mereka menjadi kaki tangan. Bahkan lebih disayangkan lagi, mereka yang dimanfaatkan itu adalah orang-orang yang menjadi panutan di masyarakat alias patron. Sehingga apapun yang mereka katakan akan diikuti oleh generasi Islam saat ini.

Inilah yang menjadi sumber masalah mengapa bentrok ormas kerap terjadi. Selain itu adanya rekomendasi ini merupakan buah dari kebencian musuh-musuh Islam terhadap umat Islam dan ajarannya. Mereka mengetahui persis ketika Islam diterapkan maka lonceng kematian atas ideologi mereka akan segera menjadi kenyataan.
Sistem kapitalis yang selama ini dipaksakan oleh AS untuk diterapkan atas negeri-negeri kaum muslim akan segera lenyap tatkala institusi Islam kembali tegak, karena dengan tegaknya sistem Islam kekuasaan mereka di seluruh penjuru dunia akan lenyap.

Lalu bagaimanakah kedudukan ormas atau partai dalam pandangan Islam? Dalam Islam keberadaan partai atau gerakan dakwah itu dalam rangka memenuhi perintah Allah dalam surat Ali-Imran ayat 104:
 (Dan) Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada Al Khair (Islam), menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”

Gerakan dakwah juga bisa berupa ormas dan partai politik, baik partai berideologi tertentu maupun tidak berideologi seperti kebanyakan partai yang berdiri saat ini. Dalam buku “Soal Jawab Seputar Gerakan Islam”, Abdurrahman Muhammad Khalid menjelaskan tentang definisi gerakan atau harakah berdasarkan etimologi bahasa Arab. Istilah itu diambil dari kata at taharruk yang artinya bergerak. Istilah tersebut kemudian menjadi populer dengan arti “Sekelompok orang atau suatu gerakan yang mempunyai suatu target tertentu, dan mereka berusaha bergerak serta berupaya untuk mencapainya.”

Sebuah gerakan Islam hendaknya berdiri di atas ikatan ideologi Islam agar jelas arah tujuan pergerakannya yaitu berdasarkan syariat Islam. Jika tidak maka akan mudah untuk diadu domba oleh pihak-pihak yang menginginkan kerusakan.
Gerakan yang berdiri di atas ikatan yang rapuh tidak akan pernah bisa bertahan lama dan cenderung mudah dipecah belah. Padahal keberadaan sebuah partai atau gerakan dalam Islam itu memiliki dua fungsi. Pertama, untuk memperjuangkan tegaknya sebuah institusi negara yang menegakkan syariat Islam. Kedua, untuk mengoreksi penguasa Islam ketika sistem Islam telah tegak.

Dengan kedua fungsi ini maka sebuah partai atau gerakan dakwah akan tetap ada, karena keberadaannya sebagai wadah yang akan memperjuangkan kebenaran. Bukan seperti partai ataupun ormas yang ada saat ini, yang tujuan berdirinya untuk mendapatkan keuntungan materi semata atau untuk kepentingan anggota partainya, bukan untuk memperjuangkan kemaslahatan umat.
Sehingga ketika ada yang menawarkan glontoran dana untuk partainya akan mudah tergiur dan akhirnya tujuan dari partai atau pergerakannya akan terabaikan.

Wallahu a’lam bishshawab.

 

[ah/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis