Oleh: Nurul Amalia

 

Lensa Media News – Ketidakpuasan terhadap demokrasi di Indonesia disebut meningkat menurut survei Indikator Politik Indonesia (IPI) pada september 2021. Ketidakpuasan terhadap demokrasi awalnya berada di angka 32,1 persen pada April 2021 dan naik menjadi 44,1 persen (CNNIndonesia.com, 27/09/2021).

​Adanya penangkapan sewenang-wenang menjadi salah satu pemicu ketidakpuasan masyarakat terhadap demokrasi yang sudah lama menjadi sistem yang mengatur kehidupan bernegara. Hal ini dikarenakan fakta, teori, dan aturan yang saling bertentangan.

​Secara teori demokrasi menjamin adanya kebebasan berpendapat tetapi pada faktanya ketika warga negara menyampaikan aspirasi dengan menggelar aksi berupa penolakan terhadap suatu kebijakan, respon dari pihak berwenang dan pemerintah selalu terkesan represif. Seperti yang terjadi saat aksi penolakan terhadap Omnibus Law UU Ciptaker tahun lalu, berdasarkan data Polri sebanyak 5.918 orang ditangkap saat demo berlangsung. Menurut Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Asfinawati, kepolisian melakukan tindakan represif dan menangkap pendemo di 18 provinsi berbeda. Selain itu, menurutnya polisi juga membubarkan aksi unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja tanpa alasan hukum yang shahih.

​Demokrasi adalah jalan tengah antara agama dan kekuasaan. Demokrasi memandang bahwa agama harus dipisahkan dari kehidupan dan negara. Agama hanyalah urusan pribadi dan aturannya pun bersifat privat. Pemikiran inilah yang menjadi konsep dasar untuk menjalani dan mengatur kehidupan. ​Demokrasi dinarasikan sebagai format bernegara yang ideal karena kedaulatan ada di tangan rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi juga sebagai penetap hukum. ​

Padahal sejatinya manusia diciptakan memiliki kelemahan dan keterbatasan, karena itulah di dalam Islam kedaulatan tertinggi ada pada Sang Pencipta seluruh alam semesta yakni Allah SWT.

​​Allah adalah pencipta sekaligus pengatur, hanya Allah yang berhak membuat dan menetapkan hukum-hukum. Manusia hanya sebagai pelaksana.

​Sehingga pemisahan agama dari kehidupan jelas bertentangan dengan Islam karena Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengambil Islam secara menyeluruh. Bukan hanya urusan ibadah yang privat, namun sosial, ekonomi, hingga kehidupan bernegara haruslah sesuai dengan aturan hukum Islam.

​Meskipun sudah lebih dari 80 tahun berjalan di seluruh dunia, sistem demokrasi nyatanya tak mampu membawa umat manusia pada kebaikan dan kesejahteraan. Sebaliknya, permasalahan umat semakin menggurita di berbagai aspek kehidupan. Kesenjangan sosial yang semakin jauh, tatanan masyarakat yang semakin kacau, juga saintek yang semakin maju dan canggih berbanding terbalik dengan nilai-nilai moral masyarakat yang semakin mundur dan merosot.

Islam adalah solusi hakiki yang membawa umat manusia pada kebaikan dan kesejahteraan. Ratusan tahun lamanya Islam berhasil menjadi sistem kehidupan terbaik bagi manusia, sejak Rasulullah saw. masih ada hingga jatuhnya kekuasaan Islam di era Utsmani pada tahun 1924 M.

Wallahu a’lam bishshawab.

[ah/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis