Hijrah Itu Melaju untuk Ketaatan atau Mundur  dalam Kemaksiatan?

Oleh: Ummu Khielba (Pegiat Literasi Ideologis)

 

Lensamedianews.com– Momentum hijrah menjadi fenomena akbar yang sejatinya menjadi obrolan hangat pelbagai kalangan. Mulai dari hijrahnya para muallaf, hijrah para artis, hijrah kaum muslimin dari penguasa zalim dan lain sebagainya.

Buat kita sebagai muslim, apa sih makna hijrah itu? Kita cermati apa kata ahlinya ya. Menurut Imam Taqiyyudin  Ibn Daqiq al-‘id dalam kitabnya Ihkam al-Ahkam Syarh Umdah Ak -Ahkam  yang selaras dengan hadits Rasulullah Saw. bersabda: “Muslim itu adalah orang yang menjadikan Muslim yang lain selamat dari lisan dan tangannya. Al-Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa saja yang telah Allah larang. (HR. al-Bukhari).

Hijrah juga dimaknai berpindah, ibn Arabi dalam Subul as-Salam, 6/138; Nayl al-Awthar, 12/270), “Keluar atau berpindah dari negara yang diperangi (negara kufur) ke Negara Islam.” Sudah tergambar kan? makna hijrah itu arah pemikirannya menuju ketaatan sempurna pada seluruh perintah Allah bukan malah jadi followers kemaksiatan.

 

Hijrah Butuh Ilmu dan Niat Yang Lurus

Melaju jalan ketaatan menyelamatkan diri dari jurang kemaksiatan perlu ilmu. Dalam syair Imam Syafi’i mengatakan: “Aku mengadu Imam Waqi mengapa hapalanku menjadi buruk. Lalu beliau mengajari aku agar senantiasa meninggalkan maksiat. Sebabnya, sesungguhnya ilmu adalah cahaya, sementara cahaya Allah tidak akan diberikan kepada para pelaku maksiat.” (I’anah ath-Thalibin).

Niat adalah indikator diterima tidaknya amal yang akan mempengaruhi hasil akhir amal dan dilengkapi dengan keistikamahan semata-mata karena Allah dan Rasul-Nya in syaa Allah akan berbuah kebaikan. Baginda Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa saja yang meninggalkan sesuatu karena Allah SWT. Dia akan menggantinya dengan sesuatu yang (jauh) lebih baik.” (HR. Ahmad).

 

Hijrah Itu Melaju Dalam Ketaatan

Insan yang berhijrah dalam ketaatan pada Allah menuju arah perbaikan memerlukan banyak nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Ashr ayat 3: “… kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

 

Hijrah Hakiki Butuh Darul Islam

Syaikh Taqqitlyudin an-Nabhani dalam kitab An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-islamiyyah, II/276 menyebutkan para fuqaha mendefinisikan hijrah sebagai: “Keluar dari Darul Kufr menuju Darul Islam”. Hijrah hakiki akan terwujud dalam sistem yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam bingkai darul Islam. Saat ini apa yang bisa dilakukan?

Dalam sistem saat ini, hijrah secara berjamaah dan ikut berjuang dalam mewujudkan hijrah hakiki adalah solusi yang tepat. Berjamaah akan memperkuat niat hijrah yang mana pelbagai macam gangguan dan hambatan akan terus menghampiri insan yang akan berhijrah. Maka perlunya dukungan dari saudara muslim lainnya untuk istikamah. Dengan Hijrah berjamaah dan terlibat aktif dalam memperjuangkan tegaknya Islam dalam kehidupan demi terwujudnya hijrah hakiki dalam darul Islam. Itulah hijrah yang mengarah pada ketaatan hakiki pada Allah dan Rasul-Nya. Wallahu a’lam. (RA)

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis