Berjayalah Indonesia dengan Aturan Islam
Oleh: Citra Salsabila
(Penggiat Literasi)
Lensamedianews.com-Tak terasa sudah 76 tahun Indonesia merdeka. Tak ada penjajahan, tak ada intimidasi. Harapan demi harapan selalu terpancar dari setiap penguasa yang memimpin negeri ini. Begitu pun dengan rakyat yang berharap penguasa dapat melayani hak dan kebutuhannya.
Faktanya, negeri ini belumlah merdeka seutuhnya. Penguasa yang ada belum melayani kebutuhan rakyatnya. Rakyat hanya dibutuhkan ketika pemilu saja. Namun, saat berhasil memimpin, mereka lupa akan janji yang disampaikan ketika kampanye.
Ditambah masih ada intervensi asing yang menguasai Indonesia. Contohnya saat pandemi, pemimpin Indonesia tak berani mengambil kebijakan karantina wilayah. Tetapi lebih mementingkan roda perekonomian dengan tetap bekerja sama dengan pihak asing. Walhasil korban terus berjatuhan setiap harinya.
Salah satunya, banyak anak yang menjadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal terkena Covid-19. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 per 20 Juli 2021, ada 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim, atau piatu. Ditambah 350.000 anak terpapar Covid-19. Sementara itu, dan 777 anak meninggal dunia (Kompas.com, 18/08/2021).
Fakta lain menyebutkan bahwasannya kehidupan nasional saat ini jauh dari nilai dasar dan cita-cita nasional. Menurut mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyatakan nilai kehidupan bangsa dan negara saat ini menunjukkan adanya distorsi dan disorientasi. Alasannya ada beberapa yaitu penegakan hukum kian memburuk. Di mana yang korupsi saat ini lebih buruk dibandingkan era orde baru. Selain itu, ketimpangan sosial semakin terasa, perekonomian dalam kondisi memprihatinkan terutama ketika dilanda pandemi yang tak kunjung tuntas hingga saat ini (Detiknews.com, 19/08/2021).
Sehingga wajar, pemerintah masih mengalami berbagai kesulitan dalam memimpin negeri Indonesia. Artinya, belum sampailah pada tahap ‘merdeka’ yang sesungguhnya. Apalagi visi kemerdekaan yang digaungkan tahun ini yaitu Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh masih jauh dari realitas.
Berjayalah Indonesia dengan Aturan Islam
Indonesia dengan beragam budaya dan adat istiadat tentu tak mudah mengaturnya. Hanya saja dengan adanya perbedaan itu, Indonesia menjadi salah satu tujuan wisata bagi siapapun, terutama wisatawan luar negeri. Lantas, di manakah letak kemedekaan itu?
Merdeka sendiri memiliki arti terbebas dari segala apapun. Terutama terbebas dari intervensi asing. Maka wajar sekali jika ada pertanyaan, sudahkah Indonesia merdeka? Padahal setiap tahun selalu memperingatinya.
Sejatinya, Indonesia memang belum merdeka seutuhnya. Setiap tahun ada upacara pun, hanyalah seremonial saja, bukan untuk memaknai sebagai bentuk perubahan hakiki. Sebab kondisi negeri ini masih sangat memprihatinkan.
Mengapa demikian? Karena Indonesia masih terikat dengan demokrasi. Ikatan yang sulit dilepaskan, sehingga mendarah daging dalam setiap sendi aturannya. Dimana demokrasi sendiri berasal dari ideologi kapitalisme yang asasnya memisahkan agama dari aturan kehidupan.
Sebab tampak jelas, bagaimana kebijakan di negeri ini masih berpihak pada asing, bukan pada rakyat. Semboyan demokrasi ‘dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat’ hanyalah omong kosong belaka. Rakyat diminta menghidupi dirinya sendiri tanpa berharap dari pemerintah.
Wajah demokrasi sangatlah kental bercokol di negeri ini. Sangat jelas dengan adanya ide kebebasan, sehingga orang-orang yang memiliki kedudukan dan materi banyak tentu akan sangat menguntungkan mereka. Ditambah derasnya ide-ide asing, seperti liberalisme, hedonisme, dan budaya permisif yang kian menggerus jati diri anak bangsa. Akibatnya, masih banyak remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas.
Lantas, bagaimana jika ingin berjaya? Seyogianya, negeri ini harus melepaskan diri dari cengkraman demokrasi-kapitalisme. Karena jika masih mengandalkan kapitalisme, maka impian menjadi negara tangguh dan tumbuh rasanya sangat pesimis.
Sehingga, Indonesia akan tangguh, tumbuh, dan berjaya hanya dengan mengembalikan aturan kepada Sang Pengatur, Allah Swt. Yaitu, menerapkan seluruh aturannya berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah di ranah kehidupan. Karena merdeka yang hakiki adalah ketika terbebas dari intervensi asing dan terlepas dari cengkraman kapitalisme.
Hanya dengan Islamlah Indonesia akan mencapai kejayaan. Kejayaan yang dirindukan seluruh rakyatnya. Karena akan melayaninya dengan sepenuh hati tanpa imbalan apapun dan enjadi negara yang kokoh di mata dunia internasional. Wallahu’alam bishshawab. [LM/Mi]