Merajut Takwa di Bulan Mulia

Oleh : Diani Ambarawati, S.Pt

(Aktivis Dakwah)

 

Lensa Media News – Ramadan sesaat lagi akan kembali meninggalkan kita, dengan jejak yang menancap di kalbu. Beribu harapan disampaikan pada sang pemilik hati, tidak mungkin menghampiri jika Sang Kuasa menyudahi dunia ini.

Ramadan sejatinya bulan perjuangan setiap insan. Semua amalan unggulan dilakukan mendatangkan keberkahan dan pahala. Merajut asa di bulan mulia akan berbuah takwa jika dilakukan dengan ketaatan yang sempurna.

Ketakwaan seperti apakah yang diimpikan? Apakah ketakwaan individu yang hanya muncul di momen Ramadan ini? Ataukah ketakwaan hakiki dalam keluarga, masyarakat dan bernegara?

 

Makna Takwa

Imam ath-Thabari saat menafsirkan QS Al-Baqarah ayat 2 – 5, “Alquran petunjuk bagi orang yang bertakwa, orang yang mengimani perkara gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang telah Allah limpahkan kepada mereka”.

Mengutip sejumlah pernyataan tentang hakikat orang-orang bertakwa, Al-Hasan menyatakan, “Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang Allah haramkan atas mereka dan melaksanakan apa saja kewajiban yang Allah titahkan atas mereka.”

Ibn Abbas berkata, “Orang-orang bertakwa adalah orang-orang yang khawatir terhadap azab Allah ‘Azza wa Jalla jika meninggalkan petunjuk-Nya yang telah mereka ketahui dan berharap pada rahmat-Nya dengan membenarkan apa saja yang datang kepada dirinya (berupa Alquran).”

Ibn Mas’ud menuturkan dari sekelompok sahabat Nabi saw. bahwa orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang mukmin.

 

Hakikat Takwa dan Keutamaannya

Bertakwa kepada Allah SWT adalah sumber segala kebaikan dan kunci untuk memperoleh kebahagiaan, serta bekal yang sangat berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ

“Maka berbekallah kalian dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Orang-orang yang bertakwa akan dicintai oleh Allah SWT, seperti dalam firman-Nya,
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 4)

 

Refleksi Takwa dalam Kehidupan

MaaSyaa Allah luar biasa predikat takwa yang Allah hadiahkan. Melaksanakan sepenuh hati semua aturan yang Allah persiapkan melalui seperangkat hukum syari’at Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan.

Akankah didapat ketakwaan hakiki pada saat ini? Ketakwaan individu mungkin saja, namun ketakwaan masyarakat bahkan negara hanya bisa terwujud saat syari’at Islam diterapkan. Individu yang salih saat ini akan sedikit demi sedikit tergerus dengan kondisi penerapan hukum buatan manusia dengan akal semata.

Alhasil, berbagai regulasi yang tidak sesuai syari’at Islam menghasilkan kebijakan yang berdasarkan keuntungan sesaat. Lambat laun bahkan terbukti pemikiran manusia semakin liberalis dan sekuleris.

Ketakwaan hakiki hanya akan didapat dalam institusi Khilafah Islamiyah di mana seorang khalifah berperan sebagai perisai (Junnah) yang mampu menjaga agama Islam yang agung dari berbagai pendistorsian pemahaman akidah Islam yang menyeluruh sehingga membuahkan pemahaman Islam yang cemerlang yang mampu mengimplementasikan makna takwa dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan negara.

Wallahu a’lam bishawab.

 

[ln/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis