Amerika Serikat-Israel Tak Terpisahkan

Oleh: Kunthi Mandasari

(Pegiat Literasi) 

 

Lensa Media News – Pergantian presiden Amerika Serikat diharapkan mampu membawa angin segar bagi kaum muslim terutama di kawasan Timur Tengah. Khususnya untuk penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina. Sejak Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump, kebijakan lebih memihak kepada Israel. Sejumlah kebijakan jelas sangat menyudutkan Palestina. Mulai penghentian dana bantuan untuk Palestina hingga puncaknya pengakuan Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Dengan terpilihnya Joe Biden dan Kamala Haris sempat membawa harapan baru. Namun sayang, tampaknya harapan yang baru disemai harus rela layu sebelum mekar. Kenyataannya hubungan antara Amerika Serikat dengan Israel terlihat semakin mesra. Apalagi sejak keberhasilan normalisasi Israel dengan beberapa negara timur tengah yang berjalan lancar. Bahkan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat Jack Sullivan menegaskan komitmen pemerintah Joe Biden terhadap keamanan Israel.

Sebagaimana dilansir dari republika.co.id, 25 Januari 2021, Jack Sullivan melakukan pembicaraan dengan Penasihat Keamanan Nasional Israel, Meir Ben Shabbat, Sabtu, 23 Januari 2021, selain menegaskan komitmen terhadap keamanan Israel, mereka juga membahas peluang peningkatan kemitraan selama beberapa bulan ke depan. Termasuk di dalamnya yaitu dengan membangun keberhasilan pengaturan normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko.

Jika Trump telah berulang kali menghina Palestina secara terbuka, maka yang ditawarkan Joe Biden hanya sebuah ilusi belaka. Meski Biden menjanjikan akan mengembalikan bantuan Palestina dan menentang aktivitas pemukiman Israel di Tepi Barat yang mereka duduki. Namun, tim Biden menegaskan tidak akan memindahkan kedutaan keluar dari Yesrusalem. Artinya secara tidak langsung pemerintahan Biden mendukung pendudukan Israel atas tanah Palestina.

Bagaimanapun Biden akan tetap menjalankan kebijakan sesuai dengan agenda mereka, yaitu menjaga eksistensi penjajah Yahudi. Meski cara yang digunakan tidak sevulgar Trump, justru cara semacam inilah yang bisa membuat siapa saja bisa terlena. Sehingga harapan semu yang ditebar oleh Amerika Serikat bisa dilahap secara sempurna. Serta memalingkan dari kemerdekaan Palestina yang sesungguhnya.

Hal ini tampak dari pernyataan pejabat Palestina yang diwartakan oleh Aljazeera. Nabil Shaath, perwakilan khusus Presiden Mahmoud Abbas, mengatakan kepemimpinan Palestina tidak mengharapkan perubahan strategis dalam kebijakan Amerika Serikat terhadap Palestina, tetapi hanya ingin menyingkirkan rezim Trump, yang digambarkan sebagai “yang terburuk”, itu adalah keuntungan (tirto.id, 21/01/2021).

Padahal siapa pun pemimpin Amerika Serikat, selama sistem kapitalisme yang diterapkan hasilnya akan sama saja. Tetap menjadi negara imperialis yang berusaha menjaga sumber-sumber energi agar tetap dikendalikan Amerika terutama minyak dan gas. Serta mencegah munculnya kekuatan politik Islam di Timur Tengah. Apalagi kekuatan politik yang bisa menyatukan Timur Tengah secara politik yang akan mengancam kepentingan Amerika Serikat.

Sedangkan Israel sendiri merupakan anak emas Amerika Serikat untuk mewujudkan misi imperialisnya di kawasan Timur Tengah. Maka, mengharapkan Amerika Serikat bersikap netral (tidak memihak Israel) jelas tidak akan bisa diwujudkan. Dalam perayaan kemerdekaan Israel ke-67 pada April 2015, Joe Biden menyatakan semua orang tahu kalau ia cinta Israel. Ia juga menegaskan bila tidak ada Israel, merekalah yang akan menciptakannya.

Jika ingin menyingkirkan pemimpin yang buruk tak cukup hanya personalnya saja. Namun juga, sistem yang memberi peluang lahirnya pemimpin buruk dan membuka jalan penjajahan. Sudah saatnya kaum muslim berhenti berharap pada pemimpin sekuler kapitalis. Kemudian kembali pada sistem yang pernah memberi kemaslahatan dan kemuliaan lebih dari tiga belas abad lamanya. Melalui penerapan syariat Islam secara total dalam segala lini kehidupan.

Hanya melalui kekuasaan Islam yang berlandaskan akidah dan syariat Islam penyelesaian tuntas Palestina bisa diwujudkan. Dengan melakukan jihad fii sabilillah untuk mengusir siapa pun yang telah merampas tanah milik kaum muslim, termasuk Israel.

“ Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin.” (QS. at-Taubah 9 :14)

Wallahu’alam bishshawab.

 

[LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis