@henykwidaryanti

 

 

Lensamedianews.com– “Keputusan Anda membentuk ‘takdir’ Anda. Sedikit demi sedikit, keputusan kecil sehari-hari yang Anda ambil akan membawa Anda ke kehidupan yang Anda inginkan atau bencana yang tak terhindarkan.” (Anthony Robbins)

 

Sebuah pernyataan yang mengena. Kata-kata di atas mengingatkan kita pada nasihat yang pernah diberikan oleh Ustadz Felix Siaw mengenai “Life is a choice”. Memang benar hidup itu adalah pilihan. Pilihan-pilihan kita di masa lalu akan mempengaruhi siapa kita di masa sekarang. Begitu pun pilihan-pilihan kita saat ini akan menentukan kondisi masa depan.

 

Hal serupa juga ditulis dalam buku The Compound Effect karya Darren Hardy. Sebuah buku yang menceritakan mengenai kesuksesan atau kegagalan adalah efek yang menumpuk dari suatu kebiasaan. Seseorang akan dikatakan berhasil mana kala ia mampu menentukan pilihan-pilihan yang dapat mengantarkannya pada tujuan hidupnya.

 

Sederhananya, kebiasaan-kebiasaan kita selama ini akan menciptakan perubahan besar pada hidup kita. Sebagai seorang muslim, tentu kita ingin perubahan besar itu mendapatkan rida Allah Swt. Saya jadi ingat sindiran orang-orang mengenai film Nussa. Banyak orang menyukai film ini. Mereka mengungkapkan kesedihannya kalau film Nussa tak lagi tayang. Ternyata, saat ini muncul trailer film Nussa, yang justru ada pihak-pihak tertentu memberikan komentar negatif. Mereka bilang film Nussa ditempeli orang tertentu, hanya gara-gara pakaian Nussa kearab-araban.

 

Bagi para orang tua terutama para ibu yang sering menemani anak-anaknya lihat film ini pasti akan heran. Di mana letak kesalahan film Nussa? Seorang anak lelaki yang punya girah keislaman, punya tekat kuat belajar Islam. Ceritanya pun tentang kehidupan sehari-hari. Mengajak anak-anak untuk tak lupa baca basmalah saat melakukan sesuatu. Mengajak anak-anak berdoa dan mengajarkan adab-adabnya. Mendekatkan anak-anak dengan Sang Pencipta dengan melihat alam semesta dan belajar al-Qur’an. Semua pesan itu tersampaikan pada adegan Nussa sehari-hari.

 

Pelajaran yang luar biasa juga dapat dilihat dari semangat Nussa. Nussa yang lahir diberi qada oleh Allah berbeda dengan kebanyakan anak. Tetap memiliki semangat yang luar biasa. Ingat saat adegan Nussa ingin jadi pemain bola. Umma tak setuju karena khawatir. Namun, saat melihat tekat Nussa yang menolong ibunya ketika jatuh. Kemudian saat Nussa jatuh dan kaki palsunya lepas, ternyata Nussa malah tertawa. Membuat hati sang Ibu luluh. Bukankah ini mencontohkan pada anak-anak agar jadi anak yang kuat?

 

Di mana salah Nussa yang katanya mengajak kearab-araban? Bukankah kita orang Islam? Kitabnya al-Qur’an yang berbahasa arab. Sebagai seorang Muslim kita juga diminta sama Allah untuk berislam secara menyeluruh. Artinya mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi kita diminta taat sama Allah.

 

Nah, film Nussa ini bagus sekali untuk mengajarkan Islam pada anak-anak. Sedikit demi sedikit anak-anak akan belajar mencontoh Nussa. Kebiasaan-kebiasaan Nussa akan mengajak anak-anak belajar tentang Islam. Jika terus diulang, anak-anakpun akan mulai mengingatnya. Dengan menambahkan penjelasan pada mereka, Islam yang sederhana pun dapat dipahami.

 

Inilah kesamaan yang ingin disampaikan oleh Darren dalam buku The Compound Effect. Dengan sedikit demi sedikit mengajarkan dan membiasakan anak mengenal Islam dari sesuatu yang sederhana, akan memberikan perubahan besar saat dewasa nantinya. Anak yang salih dan saliha, yang cinta dengan agama serta rela berkorban untuk Tuhannya.

 

Namun, menurut buku The Compound Effect, tidak mudah mendapatkan perubahan yang besar itu. Kadang-kadang akan dihinggapi rasa malas dan bosan. Jika hal ini terjadi, kita harus mengambil inisiatif untuk menanganinya. Apalagi jika terjadi pada anak-anak, kreativitas dalam menyampaikan Islam perlu diperbanyak agar mereka tidak sempat mengalami kebosanan.

 

Bagaimana jika orang tua yang bosan? Tanamkan dalam diri bahwa anak adalah investasi jariyah. Bagaimana kita mendidik mereka, kelak akan diminta pertanggungjawaban. Jika anak kita jadi anak yang salih dan saliha, siapa yang diuntungkan? Orang tuanya yang akan menerima setiap doa sang anak ketika orang tuanya telah tiada. Sesuatu yang “little” akan membawa perubahan yang “giant”. Wallahu a’lam. [LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis