Kiat Bahagia Mendampingi Anak Usia Dini Belajar Daring

Oleh : Bunda Kayyisa Al Mahira

 

Parenting – Pandemi Covid-19 hingga kini belum usai, alih-alih mereda malah semakin membara. Dalam kondisi ini, maka pembelajaran tatap muka secara langsung / offline belum diperbolehkan maka belajar PJJ / daring menjadi pilihan. Tak terkecuali di satuan pendidikan anak usia dini / TK pun dilakukan secara daring.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri baik bagi guru, orangtua maupun anak-anak. Tidak mudah bagi guru menyajikan kegiatan dan media pembelajaran yang menarik bagi anak dan dilakukan secara daring. Demikian juga dengan orangtua secara tiba-tiba harus menjadi guru yang mendampingi anak secara daring di rumah. Apalagi untuk anak usia dini pendampingan dilakukan secara utuh / full. Belajar daring ini bagi sebagian orangtua bikin darting, bahkan stres hingga ada orangtua yang melakukan kekerasan fisik pada anak pada saat mendampingi anak belajar daring.

Bagi anak pun belajar secara daring kurang menarik dan membosankan, karena tidak bisa bertemu langsung dengan gurunya dan bermain dengan teman-temannya, bahkan di lapangan ada anak usia dini yang tidak mau belajar daring. Disamping itu, masih ada sederet kendala belajar daring lainnya diantaranya adalah kendala HP / laptop yang kurang memadai, kekurangan dana untuk kuota internet, sinyal yang buruk, apalagi jika orangtua bekerja, hal inilah yang memicu emosi jiwa dan perasaan tidak bahagia.

Untuk mengatasi masalah ini, agar bahagia selalu menyapa jiwa orangtua maka yang harus dilakukan adalah:

Pertama, menguatkan Iman. Orangtua harus menyadari bahwa musibah pandemi Covid-19 ini merupakan ketetapkan Allah harus diterima dengan penuh keridaan, keikhlasan dan kesabaran. Selalu ada hikmah di balik musibah salah satunya orangtua khususnya ibu sebagai madrasah pertama dan utama bagi anak diberikan kesempatan untuk menunaikan perannya dengan lebih baik, dan In Syaa Allah pahala yang besar mengalir untuknya.

Kedua, selalu menghadirkan rasa syukur. Syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah, diantaranya adalah nikmat masih diberikan kesehatan, nikmat memiliki keluarga, nikmat masih bisa mendidik anak, nikmat masih diberikan kecukupan untuk memenuhi segala kebutuhan.

Ketiga, hadirkan senyum sebagai hiasan muka terindah menghadapi kondisi apapun. Tersenyum akan berpengaruh positif terhadap hati dan pikiran, mendatangkan pahala sedekah, meningkatkan imunitas, dan memudahkan mencari jalan keluar permasalahan yang dihadapi.

Keempat, jadilah orangtua yang memberi teladan yang baik, kendalikan emosi, hadapi anak dengan tenang buat suasana yang nyaman agar saat belajar anak bisa fokus. Hindari marah, menghardik, bersuara keras/nada tinggi. Jika terpancing emosi maka segera membaca ta’awudz dan istighfar, tarik nafas yang dalam keluarkan pelan-pelan, diam/jaga lisan, memilih posisi yang lebih rendah.

Kelima, beri anak penghargaan dengan pujian, hadiah dan penguatan atas sikap yang baik. Pujian yang diberikan bisa dengan ungkapan anak shalih, hebat, pintar, rajin dan kata-kata positif lainnya. Hadiah pun bisa diberikan misalnya dengan membelikan makanan kesukaan anak, mainan kesukaannya, boleh nonton video kesukaan anak, dll.

Keenam, bekerjasama dengan suami dan keluarga yang lain dalam mendampingi sekolah daring agar ibu tidak terlalu lelah. Penting bagi kedua orangtua untuk terlibat bersama dalam proses belajar si kecil. Ayah dan Ibu bisa membagi waktu pendampingan sesuai kesibukan masing-masing.

Ketujuh, buat aturan dan jadwal harian untuk anak. Membuat jadwal harian untuk anak akan membantu orangtua membangun rutinitas dan menetapkan kegiatan. Rancang dulu jadwal anak dalam sehari dan sepakati dengan anak maupun pasangan. Jadwal ini berisikan kegiatan anak dalam sehari, mulai dari bangun tidur, mandi, makan, belajar, tidur siang, dan seterusnya hingga waktu tidur lagi. Jadwal ini sebisa mungkin ditaati oleh anggota keluarga, namun tidak menutup kemungkinan ada perubahan sesuai dengan kondisi anak.

Kedelapan, turunkan ekspektasi dan target orangtua terhadap anak karena kondisi tidak normal akibat pandemi agar orangtua tidak dilanda kecemasan, menjaga kewarasan mental, menjauhkan dari stres dan depresi, kerjakan yang bisa dilakukan saat ini disesuaikan dengan situasi dan kondusibyang sedang terjadi.

Mendampingi anak belajar di rumah sebaiknya dijadikan moment yang menyenangkan baik bagi orangtua maupun anak. Manfaatkan waktu untuk menjalin kedekatan dengan anak. Jadikan sarana untuk mengoptimalkan peran ibu sebagai pendidik anak yang pertama dan utama yang akan mendatangkan pahala bagi orangtuanya. Jalani semuanya dengan penuh keridaan dan keikhlasan, maka orangtua bahagia, anak senang dan belajar daringpun bisa berjalan dengan optimal. Wallhu’alam Bishawwab. [LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis