Generasi Milenial dan Teknologi

Oleh: Sri Purwanti, A. Md. K. L

(Founder RumBa Cahaya Ilmu, Pegiat Literasi)

 

 

Parenting – Generasi milenial selalu identik dengan teknologi. Mereka mampu mengakses perkembangan informasi dan teknologi dengan cepat, karena sering bersentuhan dengan smartphone maupun media sejenis. Hal ini bisa membawa dampak positif namun juga tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan.

Sejatinya, para pemuda merupakan agen perubahan, dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka akan lebih cepat bergerak untuk melakukan perubahan. Para pemuda harus kuat akidah, dan mentalnya sehingga tidak terombang-ambing, terbawa arus perubahan yang tidak terbendung. Mereka juga rentan terhadap pengaruh modernisasi dan westernisasi.

Mendidik generasi milenial tentu berbeda dengan mendidik anak era 90- an yang pola kehidupannya masih sederhana, tidak bergantung penuh pada teknologi. Orang tua harus memiliki kecerdasan emosional dan spiritual untuk mendampingi generasi milenial, agar anak-anak tidak kehilangan jati dirinya sebagai seorang Muslim. Mereka harus mendapatkan bekal yang cukup untuk menghadapi dunianya. Sebagai orang tua, bagaimana kita harus menyikapinya?

Sebagai orang tua tentu kita berharap kemajuan teknologi mampu membawa dampak positif bagi anak-anak. Oleh karena itu, orang tua perlu berperan aktif dalam mendampingi mereka ketika sedang menggunakan layanan yang berbasis teknologi. Orang tua perlu memahamkan kepada anak terkait konten yang boleh diakses dengan yang tidak beserta alasannya, sehingga bisa membentengi mereka dari dampak negatif yang mungkin timbul.

Menguatkan akidah anak sehingga mereka bisa membentengi diri dari dampak negatif teknologi. Ketika keimanan terhadap Allah sudah menancap kuat, maka mereka akan senantiasa berada dalam pengawasan Allah. Sehingga, ketika kita memberikan kepercayaan, mereka akan berusaha amanah. Mereka tidak akan berani membuka maupun melihat konten yang dilarang oleh syara, misalnya konten yang berbau kekerasan maupun pornografi.

Menjaga komunikasi dua arah dengan anak, sehingga anak tidak merasa dikekang dan berani terbuka dengan orang tua. Selain memberikan arahan dan rambu-rambu dalam memanfaatkan teknologi, orang tua juga bisa memberikan solusi atas permasalahan yang di hadapi anak-anak ketika menggunakan teknologi.

Orang tua bisa menggali bakat anak yang bisa dikembangkan dengan menggunakan kecanggihan teknologi. Misalnya anak memiliki passion di bidang desain, editing, maupun kerajian tangan yang lain, kita bisa mengembangkan bakat mereka supaya lebih terarah.
Kita bisa membuat kesepakatan dengan anak terkait waktu penggunaan teknologi, sehingga mereka bisa memanage waktunya dengan baik. Hal ini bisa menghindarkan mereka dari kecanduan gadget sekaligus melatih rasa tanggung jawab anak-anak. Kita juga bisa membuat kesepakatan terkait konten yang boleh mereka akses dan konten yang harus dihindari, sampaikan alasannya supaya anak tidak semakin penasaran.

Orang tua juga perlu update dengan perkembangan teknologi, sehingga kita paham dengan aplikasi yang sering dipakai anak-anak. Hal ini akan memudahkan kita dalam memantau aktivitas mereka. Ketika anak menggunakan media sosial (FB, WA, IG) kita bisa berteman dengan mereka, hal ini akan membantu kita mengenali siapa kawan yang berinteraksi melalui media sosial.

Orang tua juga harus konsisten terkait waktu penggunaan gadget, baik laptop maupun HP . Usahakan tidak mengerjakan pekerjaan dari kantor ketika sedang bersama keluarga. Hal ini akan memudahkan anak mendapat contoh nyata dalam memanfaatkan teknologi. Kita juga bisa menjalin komunikasi dengan guru untuk mengetahui kawan-kawan mereka di sekolah. Ini akan memudahkan kita mengenali siapa saja kawan dekat anak kita sekaligus latar belakangnya. Hal ini akan memudahkan kita memantau aktivitas anak bersama kawan-kawannya.

Kemajuan teknologi ibarat dua sisi mata pisau, jika kita tidak bijak menggunakan maka akan membawa kemudaratan. Maka, sudah selayaknya kita membangun benteng yang kokoh supaya terhindar dari dampak negatifnya, karena menghindari sama sekali juga merupakan sebuah kemustahilan. Wallahu a’lam. [LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis