Presiden Joko Widodo telah meresmikan secara langsung Jembatan Teluk Kendari. Jembatan sepanjang 1,34 km tersebut menghubungkan sisi kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan sisi Pulau Bungkutoko di Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Infrastruktur ini tentu saja diharapkan dapat menunjang perekonomian masyarakat.

Sayangnya, meski pembangunan infrastruktur merupakan sebuah kebutuhan, dalam konstelasi sistem kapitalisme, ada indikasi bahwa infrastruktur yang dibangun ini sarat akan kepentingan para korporasi dan pihak asing. Betapa tidak, pembiayaan ekonomi bertumpu pada investor swasta. Sehingga, deal-deal kepentingan tertentu rawan terjadi.

Padahal, jika pengadaan infrastruktur dilakukan secara independen oleh negara, dimana dananya bersumber dari pengelolaan sumber daya alam yang melimpah, maka tak perlu melibatkan investor. Buktinya, ekspor dari Sulawesi Tenggara beraneka ragam. Sebut saja komoditas perkebunan. Misalnya, kakao, jambu mete, kelapa, kopi, cengkeh, lada, dan lain-lain.

Belum lagi, aktivitas pertambangan juga merupakan komoditas andalan yang menjadi incaran para pebisnis dunia. Sehingga, potensi yang besar ini akan menjadi luar biasa manakala dikelola sebesar-besar kemakmuran rakyat. [Faz/LM]

 

Ilmi Mumtahanah
(Konawe, Sulawesi Tenggara)

Please follow and like us:

Tentang Penulis