Menghadapi Anak Hobi Jajan
Oleh: Sri Purwanti. A.Md K.L
(Pegiat Literasi, Founder RumBa cahaya Ilmu)
Parenting – Menjadi orang tua memang perlu stok sabar yang banyak untuk menghadapi perubahan perilaku anak-anak. Termasuk menghadapi kebiasaan mereka yang kurang baik, seperti hobi jajan.
Tidak bisa dipungkiri anak yang berada dalam fase tumbuh kembang memang memerlukan asupan nutrisi yang cukup, kesukaan anak terhadap berbagai macam jajanan pun merupakan hal yang wajar. Namun, bagaimana jadinya jika mereka lebih suka jajan di luar daripada menikmati camilan yang disediakan di rumah? Frekuensi jajan anak yang tinggi justru memicu timbulnya masalah seperti obesitas.
Anak hobi jajan bisa dipengaruhi beberapa faktor seperti pengaruh iklan yang dilihat, meniru perilaku orang di sekitarnya , anak susah makan sehingga memilih ngemil, maupun karena rasa penasaran terhadap jajanan di luar.
Sebagai seorang ibu, tentu kita perlu bijak menyikapi perilaku yang satu ini, apalagi jika tidak dituruti, kadang anak suka merengek bahkan menangis. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi anak yang hobi jajan.
Pertama, ibu bisa mendampingi anak ketika mereka menyaksikan tayangan di media terutama iklan yang berseliweran. Dengan begitu, kita akan bisa menjelaskan kepada anak bahwa produk-produk yang ada dalam iklan tersebut tidak selalu bagus untuk kesehatan. Ibu juga bisa mengenalkan logo halal pada anak sehingga mereka paham bahwa sebagai seorang muslim standar yang dipakai dalam memilih makanan adalah halal dan haram.
Kedua, orang tua perlu membuatkan daftar jajan yang boleh dikonsumsi anak. Hal ini sangat penting mengingat tidak semua jajan aman dikonsumsi oleh anak. Kebanyakan jajan di luar menggunakan bahan pemanis, pewarna dan pengaman yang kurang aman untuk kesehatan. Orang tua juga bisa membuat perjanjian dengan anak, kapan boleh jajan dan kapan tidak.
Ketiga, ibu bisa belajar berkreasi di dapur supaya bisa membuat camilan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi Si kecil. Ajak anak ikut serta sehingga mereka bisa sekaligus belajar dan mendapatkan pengalaman baru yang menarik.
Keempat, ibu bisa memberikan penjelasan kepada anak tentang dampak negatif jika jajan berlebihan. Ajak anak mengenali makannya yang baik untuk tumbuh kembangnya, kenali juga varian rasa yang mereka sukai.
Kelima, perhatikan jadwal makan anak, pastikan anak dalam kondisi kenyang sebelum keluar rumah. Hal ini bisa mencegah anak merengek minta jajan. Ibu juga harus kuat memegang prinsip, tidak terpengaruh rengekan anak. Jika ibu tidak konsisten, malah akan susah mengubah kebiasaan anak yang suka jajan.
Orang tua juga bisa menyediakan kotak untuk tempat menabung, sehingga ketika anak menginginkan sesuatu dia akan belajar bersabar, menunggu uangnya cukup. Cara ini bisa kita gunakan untuk mengerem hobi jajannya.
Keenam, orang tua harus menjadi contoh untuk tidak jajan sembarangan. Anak merupakan peniru ulung, jika mereka melihat orang tuanya melakukan sesuatu, maka mereka cenderung meniru. Biasakan membawa bekal ketika akan bekerja atau bepergian, sehingga tidak perlu membeli jajan. Ketika anak memiliki contoh nyata, maka mereka akan lebih mudah mengatasi hobi jajannya.
Mengubah kebiasaan memang tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu kesabaran, disiplin dan telaten. Orang tua khususnya ibu juga harus belajar kreatif mengolah berbagai bahan menjadi makanan yang menarik sehingga anak-anak tidak akan melirik jajanan yang ada di luar. Wallahu a’lam.
[LM]