Melatih Ananda Berani Tidur Sendiri

Oleh: Sri Purwanti, Amd.KL
(Pegiat Literasi, Founder RumBa cahaya Ilmu)

 

Parenting – “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk salat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah jika mereka telah berusia sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka” (HR Abu Daud).

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Semua aktivitas yang kita lakukan sudah memiliki seperangkat aturan yang lengkap sejak bangun tidur sampai tidur lagi. Termasuk memisahkan tempat tidur anak.
Dalam Islam diperintahkan untuk memisahkan tempat tidur anak dengan orang tua, maupun saudara kandungnya yang berbeda jenis kelamin. Namun, kadang sebagian orang tua merasa kesulitan bahkan tidak tega karena khawatir anak terbangun sendirian di malam hari, mereka akan menangis karena takut.

Kita memang harus bersabar supaya anak bisa menyesuaikan diri agar berani tidur sendiri tanpa ada drama. Hal ini biasanya memakan waktu lumayan lama, sehingga orang tua perlu terus mengedukasi anak. Ada beberapa cara yang bisa kita coba supaya anak berani tidur sendiri.

Hindari menakut-nakuti anak baik mengunakan ancaman maupun cerita yang menyeramkan, meskipun tujuannya untuk mendisiplinkan jam tidur anak. Hal ini akan menjadi masalah manakala orang tua melatih anak untuk tidur sendiri.

Membuat suasana kamar yang nyaman dan menyenangkan untuk anak. Orang tua perlu belajar memberikan kepercayaan kepada anak untuk memilih dekorasi maupun perabotan lainnya. Sehingga anak akan merasa memiliki kamar tersebut karena dia terlibat di dalamnya.

Memilih lampu dengan cahaya yang lembut juga bisa menjadi pilihan, karena akan cepat mendatangkan rasa mengantuk.
Melatih anak secara bertahap supaya mereka tidak kaget. Saat pertama kali anak tidur sendiri, ayah atau ibu bisa mengecek anak setiap 15 menit sekali, jika anak belum terlelap berikan pujian bahwa dia anak hebat karena berani tidur sendiri.
Membacakan buku sebelum tidur bisa membuat anak merasa rileks dan segera mengantuk.

Manfaat lain dari aktivitas ini adalah bisa menambah kosa kata serta mengembangkan imajinasi serta kemampuan bahasa anak, serta meningkatkan minat baca pada anak.
Orang tua perlu konsisiten, jika anak mendatangi kita untuk ikut tidur bersama lagi, tegaskan bahwa anak sudah besar sudah saatnya belajar tidur sendiri.

Jika anak merasa takut maka kita bisa memotivasi mereka dengan cerita tentang keberanian. Pahamkan anak bahwa Allah dan malaikat selalu megawasi sehingga tidak ada yang perlu ditakuti.

Orang tua bisa memberikan reward ketika anak berhasil tidur sendiri. Tidak perlu hadiah mahal, memasakkan menu favorit mereka bisa menjadi salah satu alternatif, dengan begitu anak akan semakin termotivasi untuk berani tidur sendiri

Kita perlu menghargai usaha mereka, jika ternyata dalam prosesnya anak belum maksimal tidak perlu kita cela. Hal itu justru akan meruntuhkan keperacayaan dirinya. Tetap memberikan motivasi tanpa menghakimi bisa kita jadikan pilihan sehingga mereka tidak akan patah semangat.

Jika anak mengalami mimpi buruk ketika belajar tidur sendiri, orang tua perlu menenangkan anak. Meyakinkan mereka, bahwa mimpi itu hanya bunga tidur bukan kenyataan.
Melatih secara perlahan tanpa paksaan. Semakin dipaksa anak akan memberontak, sehingga planning tidur di kamar terpisah akan berantakan. Sounding anak tentang pentingnya berani tidur sendiri, selain karena perintah Allah tetapi juga untuk melatih kemandirian anak.
Menerapkan rutinitas tidur anak, orang tua sebaiknya membuatkan jadwal tidur anak jauh hari sebelum mereka belajar tidur sendiri, sehingga akan akan memiliki pola tidur yang tetap. Hal ini akan sangat membantu ketika akan berlatih tidur sendiri, karena sudah menjadi habits.

Agar proses tidur sendiri sukses harus ada kerja sama yang baik antara orang tua dan anak, dengan menerapkan sikap disiplin dan konsisten InsyaAllah anak akan mudah beradaptasi.

Wallahu a’lam

 

[LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis