New Normal Life Menyebabkan New Problem Life

Penetapan new normal life oleh pemerintah di tengah kurva jumlah kasus positif Covid-19 belum melandai, dinilai sangat gegabah. Sebab dibukanya fasilitas umum, mall-mall dan beroperasi kembali transportasi umum semakin besar peluang orang-orang tertular Covid-19.

Itu artinya pengorbanan masyarakat selama tiga bulan diam di rumah, menghentikan perekonomiannya agar terhindar dari Covid-19, serta memaksa siswa belajar di rumah dengan berbagai kendala akan sia-sia.

Dampak corona akan terus meluas dan masyarakat selalu dihantui bahaya Covid-19 yang tidak berkesudahan. Sehingga penetapan new normal life justru menambah masalah baru (new problem life).

Merujuk pada Maklumat MUI Pusat No. Kep.1188/DP.MUI/V/2020 Tentang Rencana Pemberlakuan Kehidupan Normal Baru (New Normal Life) di tengah pandemi Covid-19, maka untuk konteks Kabupaten Bandung, MUI Kabupaten Bandung melalui Ketua Umum MUI Kabupaten Bandung, KH. Yayan H. Hudaya, menyampaikan pernyataan bahwa, menjaga kesehatan dan menyelamatkan nyawa warga negara jauh lebih utama dibandingkan memulihkan kondisi ekonomi dan yang lainnya. (pojokBandung.com)

Apa yang disampaikan oleh Ketua Umum MUI kab. Bandung, seharusnya pemerintah pusat pun demikian, mempertimbangkan segala konsekuensi baik buruknya dari berbagai kebijakan yang diterapkan terhadap keselamatan nyawa bangsanya.

Namun, selama bangsa ini masih menerapkan sistem pemerintahan kapitalis sekular, maka aspek ekonomi yang selalu dikedepankan, terutama kepentingan ekonomi para kapital kelas kakap.

Hanya Islam yang mampu memberikan jaminan kehidupan individu per individu. Telah terbukti pada masa kekhilafahan setiap permasalahan diselesaikan dengan tuntas dan cepat.

Dalam Islam nyawa manusia sangat berharga. Maka syariat Islam telah mengatur agar negara mampu memberikan jaminan kehidupan bagi setiap individu warganya, tanpa mekanisme yang berbelit.

Wallohu’alam

 

Dian Hermawati,

(Bojongsoang Kab. Bandung) 

 

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis