Antara Takwa dan Solusi Pandemi
“Kalau beriman dan bertakwa pasti Allah turunkan kesuburan, kemakmuran, keamanan, keselamatan dan dihilangkan berbagai kesulitan. Itu adalah janji Allah di dalam Alqurran,” kata Ma’ruf Amin dalam sambutannya di acara Takbir Virtual Nasional dan Pesan Idulfitri dari Masjid Istiqlal, Sabtu lalu. (Tempo.co,22/5/2020)
Benar, bahwa takwa mengantarkan pada keamanan dan keselamatan dari kesulitan yang dialami seorang hamba. Takwa berarti sikap hati-hati seorang muslim dari murka Allah SWT, dengan menjalankan semua aturan yang telah ditetapkan-Nya serta berupaya untuk meninggalkan segala yang dilarangnya.
Dan hal tersebut sudah seharusnya menjadi sikap seorang muslim ketika ada ataupun tidak ada wabah. Hanya saja, pernyataan seperti itu menjadi tidak tepat diucapkan tatkala problem pandemi Corona ini belum dapat tersolusikan dengan baik seperti saat ini. Apalagi kebijakan demi kebijakan yang diterapkan selama ini seolah hanya formalitas semata, tak serius menanganinya.
Sejatinya, negara memiliki peran penting dalam menjaga ketakwaan rakyatnya. Yakni dengan aturan yang tegas serta periayahan dan perlindungan yang nyata. Sebagaimana Khalifah Umar bin Khattab saat menangani wabah yang terjadi di Kota Amwas pada tahun ke 17 H, beliau benar-benar memberikan pelayanan terbaik kepad rakyatnya.
Kesehatan dan keselamatan rakyat menjadi prioritas utama. Diterapkan lockdown di kota tersebut agar tak menyebar ke daerah yang lain. Serta dipenuhi kebutuhan pokoknya selama diterapkan lockdown. Begitulah pemimpin dalam sistem Islam, sebab nyawa manusia lebih berharga dari apapun di dunia.
Serta kebijakan yang diterapkan berlandaskan keimanan bukan keuntungan pribadi sebagaimana di sistem kapitalisme saat ini, yang menjadikan kepentingan ekonomi para kapital lebih di atas kepentingan nyawa manusia. Tidakkah rindu sistem Islam yang mampu menenangkan dan menyejahterakan manusia? Karena hanya dengan menerapkan Islam, keberkahan hidup akan terasa.
Wallahu a’lam.
Isti Shofiah
[ln/LM]