Kapan Wabah Berakhir?

Oleh: Rosmiati

 

Lensa Media News – Memasuki awal Mei laju pertumbuhan pasien positif virus Corona Covid-19 masih belum menunjukan tanda-tanda penurunan. Jika kurva Covid-19 terus mengalami peningkatan maka dapat dipastikan masa tanggap darurat akan diperpanjang hingga Agustus atau September 2020 (Liputan6.com, 02/05/2020).

Di tengah ketidakpastian ini, bermunculan berbagai hasil riset dari berbagai kalangan baik dari dalam maupun luar negeri. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dipublikaikan pada 29/04, menyebutkan bahwa 99 Persen kasus virus Corona akan berakhir pada Juni 2020. Hasil ini diraih, berdasarkan hasil pengelolaaan beberapa data seperti Worldmeter data dunia virus Corona, Singapore University of Technology dan Design, dan berbagai hasil riset lainnya. Bahkan LSI berani mengatakan 99 Persen kasus virus Corona akan selesai sebelum vaksin untuk virus ditemukan. Dan kasus Corona baru akan selesai 100 persen ketika vaksin telah ditemukan pada rentang waktu Mei-Juni 2021 (m.cnnindonesia.com, 29/04/2020).

Berbeda dengan hasil riset dari Singapore University of Technology and Design (STUD) yang mengatakan bahwa virus ini akan berakhir sebelum akhir tahun ini. Ilmuwan tersebut menyebutkan 97 persen kasus di Indonesia akan selesai pada 6 Juli 2020. Sedangkan 100 persen diperkirakan akan selesai pada 1 September 2020. Meski pihaknya menggunakan Data Driven Innovation Lab dengan model Susceptible-infected-recovered (SIR) dengan menggunakan data dari seluruh dunia untuk memperkirakan kurva siklus hidup dan berakhirnya pandemi di suatu negara, pihaknya tak menampik bila kelak ada kesalahan. Profesor SUTD ini juga mengungkapkan bahwa model tersebut yang digunakan tidak memprediksi efek dari kebijakan yang diambil pemerintah (www.cncbindonesia.com, 02/05/2020).

Di tanah air, hal serupa juga telah diucapkan oleh satuan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Munardo yang memprediksi pandemi Corona akan berakhir pada Juni-Juli nanti (Liputan6.com, 02/05/2020).

Pertanyaannya, bagaimana respon rakyat akan hal itu? Dan apa karena ini pula, sehingga hari ini penggunaan moda transportasi darat, laut, dan udara mulai diizinkan beroperasi?

Yang jelas, berbagai hasil riset masih potensial mengandung kesalahan. Maka rakyat jelas tak boleh senang dulu. Berkaca dari negeri Tirai Bambu yang sempat membuka lockdown, dan pada akhirnya harus berhadapan dengan serangan virus Corona gelombang kedua (m.merdeka.com, 02/04/2020).

Itulah mengapa pula, seorang epidemolog dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Bony Wien Lestari menyansikan pernyataan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, soal pandemi Corona yang akan berakhir pada Juni-Juli nanti. Sebagai seorang Epidemolog, saya akan bertanya atas dasar apa kemudian beliau bisa menyatakan bahwa pandemi akan berakhir Juni dan kondisi Indonesia mulai normal Juli. Hingga saat ini, masih menunjukan tren peningkatan kasus positif, ODP dan PDP disertai perluasan kasus ke hampir seluruh kabupaten kota yang mana sekarang 25 dari 27 kabupaten kota sudah terdampak Covid-19 ujarnya. Meski pihaknya mengharapkan ada penurunan kasus setelah Juni. Akan tetapi tidak berani untuk mengatakan bahwa angka kasus Covid di tanah air normal di bulan Juli (Liputan6.com, 2/05/2020).

Inilah fakta hari ini. Di tengah ketidakpastian obat/vaksin dari sang virus. Juga kewalahan beberapa negara dalam menghadapi sang wabah, hasil riset yang mengungkapkan pasal waktu berakhirnya penyakit ini menjadi fokus perhatian. Bak obat penenang di kala kegundahan dan kekhawatiran publik yang meronta.

Padahal yang utama, ketanggapan negara dalam menekan angka laju penyebaran virus dengan memperketat juga memaksimalkan PSBB yang hari ini telah dijalankan oleh beberapa daerah di tanah air, itulah yang terpenting. Begitupula dengan distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak. Yang mana hari ini masih amburadul (m.merdeka.com, 08/05/2020).

Rakyat jelas tak menafikan bahwa mereka pun berharap agar wabah ini lekas berlalu. Hanya saja, prediksi demikian itu kelak akan berpotensi memunculkan masalah baru, yakni berupa peremehan tingkat bahaya di kalangan masyarakat. Yang mana ini jelas amat berbahaya. Bisa-bisa akan muncul ledakan kasus yang lebih besar dari semula. Meski demikian segalah ikhtiar jelas tak bisa ditinggalkan, protokol kesehatan sebisa mungkin dijalankan. Dan yang terpenting senantiasa melangitkan doa, karena berakhirnya wabah sarat dengan keputusan Ilahia, Allah Swt. Karena Dialah yang maha menyembuhkan segalah penyakit yang ada di muka bumi.

Wallahualam

 

[LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis