Bersinergi Berantas Bullying
Belakangan sebuah video bocah Australia bernama Quaden Bayles menjadi viral. Dalam video tampak Quaden menangis sedih. Ibunya mengatakan jika anaknya korban bullying hanya karena mengalami dwarfisme atau bertubuh kerdil (23/2). Tak jauh berbeda dengan kondisi di tanah air. Bullying masih terus terjadi. Video terbaru Bullying terhadap penyandang disabilitas di Kebayoran Lama.
Bullying sudah diambang darurat. Oleh karena itu, mesti menjadi perhatian semua pihak. Bukan hanya sekolah, orang tua, masyarakat bahkan negara mesti bersinergi memberantas bullying hingga ke akarnya.
Sebab, menyakiti dan menghina orang lain termasuk perbuatan tercela dan pelakunya diganjar dengan dosa. Sebaliknya kita diperintahkan untuk menjaga lisan dan mengasihi orang lain.
Menanamkan pemahaman ini mestilah diawali dari rumah. Orang tua harus memberikan pendidikan agama dan akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Demikian halnya di sekolah, perlu diciptakan suasana saling menghormati untuk meminimalisir terjadinya bullying.
Masyarakat juga perlu berperan serta sebagai pengontrol jika bullying terjadi di sekitarnya. Namun yang tidak kalah penting adalah peran negara. Sebab negaralah yang memiliki perangkat lengkap untuk mengatasi bullying. Perlu memberikan sanksi tegas kepada pelaku bullying.
Tidak hanya itu, para pejabat pun harus bisa menjadi teladan yang baik bagi rakyat dengan tidak melakukan “bullying” khususnya kepada rakyatnya sendiri. Jika semua bisa bersinergi serta ditunjang dengan sistem yang sehat, bullying pasti bisa diberantas sampai tuntas. [RA/LM]
Oleh: Ahyani R, Pemerhati Sosial