Jangan Campurkan yang Haq Dengan yang Bathil
Seolah sudah jadi budaya di kalangan anak muda Indonesia, tiap tanggal 14 Februari mereka senantiasa bersiap dengan perayaan hari Valentine.
Boneka, coklat dan bunga bahkan kondom bagai identik dengan hari yang disebut sebagai hari kasih sayang ini.
Kondisi seperti ini ditangkap dengan cepat oleh para pengusaha. Para pengusaha seolah berlomba memasoknya ke beberapa mal atau mini market yang tersebar hingga pelosok.
Namun derasnya opini masyarakat tentang keharaman merayakan hari Valentine bagi muslim, membuat pengusaha berpikir keras agar hal tersebut tak menghambat penjualan.
Maka untuk mengakali hal demikian beberapa mal justru tak segan menyematkan dalil di antara barang-barang yang biasa dipakai untuk hadiah tersebut.
Contohnya seperti hadist, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” Bagi kalangan tertentu dalil tersebut menjadi sebuah pembenaran saat ingin memberikan hadiah bagi orang yang dicintainya. Padahal sesungguhnya itu mencampurkan yang haq dengan yang bathil.
Saling memberikan hadiah memang tak ada salahnya, bahkan dianjurkan. Namun jika memberi hadiah kepada dan dengan cara yang tidak sesuai syariat tentu menjadi haram hukumnya.
Mirisnya, remaja tak lagi peduli dengan hal tersebut. Kapitalisme telah mencuci otak remaja masa kini dengan ide-ide sekulernya. Hingga merusak pemikiran bahkan nyaris menghapus akidah Islam pada diri remaja muslim. Naudzubillahiminzalik. [RA/LM]
Ummu Shabara