Nabi Muhammad Suri Tauladan Kita

Oleh: Ani Hadianti, SKM

 

LensaMediaNews— Beberapa hari lalu, dalam sebuah forum diskusi panel yang melibatkan Menteri Pertahanan Malaysia di Kantor PBNU Jakarta (25/1/2020), Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan bahwa agama melarang untuk mendirikan negara seperti yang didirikan Nabi. Sebab negara yang didirikan Nabi merupakan teokrasi dimana Nabi memiliki tiga kekuasaan sekaligus yaitu legislatif, yudikatif, dan eksekutif. “sekarang tak bisa, haram kalo ada,” katanya (republika.co.id.25/1/2020).

 

Padahal pada tanggal 7 desember lalu dalam sebuah acara yang melibatkan ulama dan umaro di Pekalongan , Jawa Tengah, Mahfud mengatakan bahwa Indonesia secara substansial meniru negara yang dibangun Nabi Muhammad SAW (Mnew. 28/01/2020).

 

Pernyataan yang tidak konsisten. Umat dibingungkan dengan pernyataan- pernyataan yang bertolak belakang dengan pernyataan yang sebelumnya dilontarkan oleh para elit politik yang berlatar belakang akademisi.

 

Alih-alih umat akan terpengaruh dengan pernyataan yang sudah terpublikasi, tapi justru umat semakin mengenal karakter elit politik saat ini. Tidak konsisten dan tidak dapat dipercaya.

 

Sebagai publik figur dalam pemerintahan tak semestinya berkata seperti itu (mengharamkan mengikuti Nabi, pen.) karena kondisi Indonesia saat ini, mayoritas penduduknya adalah muslim.Hal itu tentunya membahayakan eksistensi keimanan seorang muslim. Dan akan menyakiti kaum muslim lainnya yang memiliki rasa cinta terhadap Nabinya.

 

Tentu sangatlah wajar jika rezim saat ini di tuding mengidap Islamofobia akut. Ini telihat dari beberapa elit politik yang berkuasa. Mereka mengubah kurikulum pendidikan agama, isu cadar, celana cingkrang, hingga memgharamkannya sistem pemerintahan Rasulullah SAW. (Khilafah, pen.)

 

Sekulerlah biang keladi semua. Setiap orang diberi kebebasan dan dilindungi Undang- Undang untuk mengemukakan pendapatnya. Maka tidak heran jika muncul pernyataan- pernyataan yang tidak seharusnya keluar dari lisan seorang muslim. Seolah menolak secara halus perintah- perintah agama dengan dalih sudah tidak sesuai lagi dengan zaman.

 

Justru sekulerlah yang tidak dapat diikuti dan haram diterapkan, karena sudah terbukti menghasilkan banyak kesengsaraan. Sistem sekuler menciptakan korupsi yang mustahil dihilangkan. Juga menciptakan hukum tumpul ke atas tajam ke bawah. Serta menghasilkan generasi bebas yang kebablasan. Sekuler juga yang menyebabkan seorang pemimpin tidak amanah.

 

Saatnya kita tinggalkan sistem yang merusak ini, ganti dengan sistem yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Yang terbukti pernah berjaya selama hampir 13 abad lamanya.

 

Keruntuhannya bukan karena berpegang teguh pada Alquran dan Sunnah Nabi SAW. Tapi karena wabah sekuler yang merasuki kaum muslimin saat itu.

 

Nabi Muhammad suri tauladan kaum muslim. Sempurnanya Iman Islam seseorang adalah mengikuti Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad.SAW. sudah pasti itu adalah perintah Allah SWT. “Dan apa yang diberikan Rasul saw. kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr: 7)

 

Tentu saja jika melarang mengikuti apa yang dicotohkan Nabi (Dalam segala aspek kehidupan termasuk masalah sistem pemerintan Islam/Khilafah), maka sama saja dengan menentang perintah Allah dalam surah Al-Hasyr ayat 7 tersebut.

 

Semoga Allah SWT, memberikan hidayahnya kepada para elit politik yang sering keseleo lidahnya untuk segera bertaubat sebelum ajal menjemput. Aamiin. [RA/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis