Resolusi 2020, Menuju Kebangkitan Ekonomi Islam

Oleh: Mega (Mahasiswi)

 

LensaMediaNews— Rencana negara muslim untuk mengganti dolar dengan menggunakan mata uang yang memiliki jaminan emas sebagai alat pembayaran internasional saat ini tengah menjadi isu global, ide ini muncul berawal dari sanksi yang kerap dikenakan AS kepada sejumlah negara seperti Iran dan Qatar dan perdagangan mata uang yang sekarang berlaku dianggap sudah tidak sehat, yang kerap dimanipulasi oleh beberapa negara tertentu.

 

Dilansir dari CNBC Indonesia, rencana sejumlah negara Islam untuk menjadikan emas sebagai alat pembayaran pengganti Dollar AS disebut Pemrakarsa Modern Monetary Theory (MMT), Mardigu Wowiek sebagai bagian dari upaya untuk melepas ketergantungan dolar, mengingat AS mencetak dolarnya tidak menggunakan jaminan emas.

 

Melalui dedolarisasi lewat penggunaan dinar berbasis emas ini diharapkan bisa menjadi patokan mata uang sehingga nantinya inflasi akan bernilai 0 dan merubah tatanan ekonomi baru. Dialog Aline Wiratmaja dengan Pemrakarsa Modern Monetary Theory, Mardigu Wowiek dalam Power Lunch, mengatakan bahwa banyak negara sebenarnya jengah dengan konsep mata uang yang berlaku sekarang. Perlu diketahui konsep yang sekarang dipakai, berlaku sejak 1971, saat AS mendeklarasikan akan mencetak dolar tanpa jaminan emas lagi. Menurutnya, ketika itu terjadi, dunia sebenarnya memang sudah menentang AS. Bahkan, saat itu, China merasa mata uang dolar tidak fair karena mem-print dolar tidak berdasarkan jaminan emas (CNBC Indonesia, 26/12/2019).

 

Upaya Penjajahan Negara-negara Kapitalis

Negara adidaya berusaha menjadikan dolar sebagai standar pertukaran internasional, mencetak uang dan mengatur kondisi pasar agar perekonomian internasional tetap berada di tangannya guna mengatur perekonomian negeri muslim yang tak kunjung stabil.

 

Berbagai kesulitan dan tekanan pun menerpa berbagai negara-negara maju, hingga sistem kapitalisme ini mampu mengatur dan mengendalikan perekonomian dunia, inilah sistem yang hanya mementingkan kepentingannya saja dengan menggunakan kekuatan global yang semakin mencekik negera maju dalam melejitkan tingkat perekonomiannya.

 

Hal mendasar ini lah, yang menjadikan negeri-negeri muslim ingin melakukan dedolarisasi, membuang dolar dalam transaksi perdagangannya dan tidak berkeinginan lagi untuk memiliki ketergantungan dengan Amerika.

 

Setelah menyadari tahun 2019 penuh dengan persoalan yang tak kunjung selesai dengan sistem kapitalisme saat ini, kesadaran umat mestinya mengarah pada penyelesaian persoalan dengan islam. Penyelesaian dari masalah ini tidak hanya di ambil secara parsial saja yang menitik beratkan pada aspek-aspek tertentu, misalnya dibidang ekonomi dengan meninggalkan praktek Bancasurance agar tidak terulang kasus Jiwasraya ataupun melakukan dedolarisasi yang menggunakan dinar untuk nilai tukar uang stabil.

 

Berbagai persoalan yang tak kunjung terselesaikan, kesejahteraan yang telah di canangkan pemerintah belum mencapai angka yang telah ditargetkan, negara ini malah dibuat bergantung pada investasi asing yang masuk dalam negeri dengan pembangunan infrastruktur untuk peningkatan kesejahteraan yang lebih baik malah mencatat angka ketergantungan itu semakin erat.

 

Sudah semestinya di awal tahun ini untuk menjadikan resolusi menuju perubahan tatanan perekonomian yang baru, dengan menggunakan sistem ekonomi Islam yang mampu mewujudkan umat yang mulia, sejahtera. Dengan tatanan perekonomian yang baru diharapkan pula tak bergantungnya negeri-negeri muslim terhadap sistem nilai pertukaran negeri adidaya, yang mampu membawa perubahan yang mendasar terhadap keadaan negeri kaum Muslimin.

 

Menjadikan Sistem Ekonomi Islam Sebagai Standar

Islam telah membuktikan bahwa sistem mata uang yang digunakan emas (Dinar) dan perak (dirham) mampu menjaga kestabilan perekonomian dunia. Dalam penerapannya mampu mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan kebijakan sang Khalifah mengatur tatanan ekonomi Islam secara merata, memperhatikan rakyat tanpa ada ketimpangan yang terjadi hingga ini terwujud keadilan dan kemuliaan.

 

Menjadikan sistem ekonomi Islam sebagai standar yang memberlakukan sistem moneter emas dan perak, akan mengembalikan sistem perdagangan internasional yang jujur dan tidak memanipulasi pihak tertentu, seperti yang telah terwujud dalam sistem islam terwujud selama 13 abad lamanya.

 

Sistem mata uang ekonomi ini hanya akan terwujud jika penerapan Islam dijalankan oleh pemerintahan Islam, yakni solusi yang di ambil secara keseluruhan mulai akar hingga daun, dari asas dan seluruh sistemnya bisa terwujud dengan mengambil sistem politik islam yaitu Khilafah.

 

Tegaknya seluruh syariat Allah akan mendatangkan maslahat dan secara empiris maupun historis Khilafah adalah sistem yang terbukti mengatasi berbagai ragam krisis yang hari ini tidak mampu diatasi, kebijakan Khalifah adalah mewujudkan ummat yang mulia, sejahtera, dan jaya dengan bersatu negeri-negeri Islam di bawah sistem Islam, maka dapat dipastikan Islam akan mampu menghadapi ancaman negara yang akan mengekangnya. Wallahu a’lam bishawab. [ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis