Hobi Komparasi, Jangan Sampai Melukai

Oleh: Endang Setyowati

(Member Revowriter)

LensaMediaNews – Ini bukan kali pertama saat Sukmawati menghina simbol-simbol Islam, dulu mengatakan kidung lebih baik dari adzan dan konde lebih baik dari jilbab. Sekarang malah berani merendahkan umat Islam di sebuah diskusi dengan pidato yang bertajuk “Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme”.

Sukmawati berusaha membandingkan Rasulullah Saw dengan Soekarno, dengan mengatakan “Yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan Indonesia?” selain pertanyaan tersebut, Sukmawati juga melontarkan pertanyaan yang juga kontroversi, “Mana lebih bagus Pancasila sama Alquran?”

Dalam ceramah itu, Sukmawati juga membahas soal perekrutan teroris. Sukmawati mengatakan berdasarkan informasi yang ia terima, ada kelompok yang melakukan penyelidikan sambil meminta proses perekrutan. Menurut CnnIndonesia, (16/11/2019), Sukmawati Soekarnoputri  mengklarifikasi tanggapannya yang menjadi kontroversi karena mempertimbangkan membandingkan Soekarno dengan Nabi Muhammad Saw. Dia menyebut video yang didistribusikan di media sosial telah diedit, bukan sepenuhnya seperti yang dia sampaikan.

Dalam laman yang sama, dalam potongan video yang disetujui, Sukmawati berkata, “Mana yang lebih bagus Pancasila atau Alquran? Sekarang saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di Abad 20, apakah nabi yang mulia Muhammad? Ir. Sukarno untuk kemerdekaan?” Pertanyaan seperti itu seharusnya tidak ada. Karena itu merupakan bentuk kecerobohan, karena yang diperbandingkan adalah manusia biasa yang tidak maksum, sedangkan Nabi Muhammad Saw adalah manusia yang sejak kecil terjaga kemaksumannya.

Soekarno menggunakan hukum buatan manusia, sedangkan Nabi Muhammad Saw membawa risalah Allah Sang Maha Pencipta sekaligus pengatur alam semesta. Kemudian Bu Sukma tidak hanya membandingkan Rasullullah, tapi juga membandingkan Alquran dengan Pancasila. Jelas sebuah penghinaan, Alquran berisi 30 juz aturan yang paripurna dari Allah yang berisi aqidah, akhlak, syariah hingga siyasah.

Dan di dalam Alquran juga berisi gambaran masa depan umat, dunia akhirat serta kisah sepanjang zaman yang akan menyelamatkan nanti di yaumul hisab. Sedangkan Pancasila adalah buatan manusia, dengan akal yang terbatas yang tidak memiliki rujukan dan dasar lengkap untuk mengatur kehidupan ini. Dan hanya sebagai falsafah hidup. Tidak level sama sekali membandingkan keduanya, ini sangat menyakiti hati bagi yang mengimani Alquran. Entah apa yang terbersit pada si ibu, saat melontarkan pertanyaan tersebut? Apakah dilakukan karena ketidaktahuan ataukah kesengajaan karena faktor kebenciannya terhadap Islam. Tetapi kenapa kesalahan yang sama diulanginya lagi?

Beginilah jika negara mengadopsi demokrasi sekuler yang memisahkan kehidupan dengan agama. Negara gagal melindungi agama. Undang-undang penodaan agama yang sudah dibuat tidak efektif menghentikan para penghina Islam. Ditambah lagi, penegakan hukumnya seringkali tidak memenuhi rasa keadilan. Maka itu, tidak cukup hanya dengan adanya regulasi baru dan penegakan hukum yang tegas, tapi kita butuh perubahan yang sistemik.

Menempatkan Islam yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya sebagai sumber dari seluruh nilai dan aturan seluruh aspek. Semua warga negara wajib memahami dan mempraktikannya. Dan pihak pendengki Islam tidak akan dibiarkan menjalankan aksinya. Karena hanya dengan kedudukan itulah pelecehan, penghinaan serta perendahan terhadap Islam akan berhenti.

 

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis