Remaja Milenial dalam Cengkeraman Arus Liberalisasi

Oleh: Peni Lestari
Komunitas Muslimah Rindu Syari’ah Sidoarjo

 

LensaMediaNews- Sejatinya seorang wanita tidak akan tega melihat anak yang dikandungnya tersakiti. Namun berita pembunuhan dan pembuangan anak oleh ibu kandungnya sendiri tidak pernah absen menghiasi berita di media saat ini. Di Balikpapan baru-baru ini seorang remaja berinisial SNI (18) tega membunuh bayi yang dilahirkannya di dalam toilet Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman. Alasannya miris, karena belum siap menikah dan punya anak (Okezone.com, 28/07/2019).

Lalu ada pula kasus seorang mahasiswi di Denpasar, Bali, tega membuang bayi yang baru dilahirkannya ke kolam dekat kampusnya. Peristiwa itu terjadi ketika ia tengah mengikuti ujian di kampusnya (Detik.com, 01/08/2019).

Tak hilang dari benak kita pula beberapa waktu lalu heboh film tentang pergaulan bebas remaja berjudul Dua Garis Biru. Menceritakan dua pasangan remaja SMA yang berpacaran dan melakukan hubungan seks diluar nikah hingga terjadi kehamilan yang tidak diharapkan. Seolah film ini mengungkap kenyataan kehidupan remaja milenial saat ini bahwa seks bebas adalah hal yang lumrah terjadi.

 

Moral Remaja Tergerus Arus Liberalisasi

Berani berbuat harus berani bertanggung jawab, mungkin itu hanya slogan kosong yang tak berarti bagi remaja saat ini. Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan meniscayakan kebebasan yang tak berbatas. Akibatnya melemahkan iman sehingga tak heran seorang ibu dengan mudahnya membunuh darah dagingnya sendiri, sungguh perilaku yang bahkan lebih buruk dari hewan.

Makin parahnya hal ini juga diakibatkan negara yang abai dalam memproteksi para remaja dari serangan arus liberalisasi. Aturan yang ada untuk mempersulit pernikahan dini namun perzinaan dibiarkan. Bagaimana tidak, para remaja bahkan anak kecil pun dengan mudah mengakses pornografi baik melalui iklan, aplikasi, jejaring sosial sampai game.

Dengan sistem pendidikan yang berbasis bussiness oriented seperti saat ini, nilai adalah Tuhan, tidak ada yang lebih penting dari itu. Para orang tua pun menganggap bahwa sekolah adalah investasi masa depan bagi anak-anaknya, agar kelak mampu mendapatkan pekerjaan yang bagus dan menghasilkan pundi-pundi uang serta kedudukan sosial yang tinggi di masyarakat. Iman hanya urusan kedua, itupun jika masih ada waktu untuk memikirkannya.
Islam Solusi Paripurna

Islam mempunyai solusi yang sangat sempurna dalam mengatasi masalah pergaulan bebas. Penanaman nilai-nilai Islam tentu menjadi syarat utama untuk menumbuhkan sikap imun terhadap semua bentuk serangan kemaksiatan.  Hal itu bisa dilakukan sejak dini dengan menanamkan rasa malu kepada anak. Sebab perzinaan dimulai dengan adanya rangsangan seksual dari luar.

Secara umum, mencegah munculnya rangsangan seksual tak hanya memerlukan upaya dari individu, namun kontrol masyarakat dan peran negara.  Budaya saling nasehat menasehati dalam rangka amar maruf nahi munkar harus diciptakan demi membentengi tiap individu dalam masyarakat dari virus-virus kebebasan yang disuntikkan sistem sekuler ketengah-tengah masyarakat.

Peran negara lebih penting dalam membentuk sistem dan tata aturan Islam di tengah masyarakat. Hal-hal yang bisa dilakukan diantaranya :
Menerapkan sistem pergaulan Islam. Sistem ini meniscayakan pemisahan kehidupan laki-laki dan wanita dan memerintahkan baik kepada laki-laki maupun perempuan agar menundukkan pandangannya serta memelihara kemaluannya.

Menciptakan kurikulum pendidikan Islam yang mampu membentuk karakter generasi muda yang memiliki visi hidup hanya mengejar rida Allah SWT. Dengan adanya hal ini maka standar perbuatan serta rasa suka dan bencinya akan dikendalikan oleh keimanan kepada Allah SWT.

Memberikan proteksi pada media-media yang ada dari serangan pronografi.

Mempermudah pernikahan, sekalipun dalam usia dini.

Menerapkan sistem sanksi tegas bagi pelaku seks bebas, pengedar narkoba dan miras serta segala usaha yang sekiranya membahayakan kedidupan sosial masyarakat, dan remaja khususnya.

Semua ini bisa terwujud dengan di tegakkannya sistem islam yaitu khilafah yang mewujudkan kehidupan rahmatan lil alamin. Hukum yang bersumber dari sang pembuat kehidupan yang lebih mengetahui baik dan buruknya bagi makhluknya.

Wallahu a’lam biashowab.

 

[LS/Ry]

Please follow and like us:

Tentang Penulis