Ibu, Sumber Ketahanan Keluarga

Oleh Nurul Aflah Tarigan,S.Pd

 

Setengah abad terakhir terjadi perubahan pada kondisi tatanan keluarga. Masuknya peran wanita dalam bidang ekonomi menjadi peluang bagi para pengusaha untuk meraih keuntungan yang besar. Hal ini disebabkan karena wanita memiliki keterampilan dan kegigihan dalam bekerja serta dapat dibayar murah mengingat mereka yang awalnya tidak memiliki kewajiban mencari nafkah layaknya pria.

Dalam skala panjang hal ini menyebabkan hilangnya peran ibu dalam keluarga. Karena potensi wanita yang dimanfaatkan penuh oleh para pemilik modal, ia rela mengerahkan segenap daya dan upayanya di tempat bekerja daripada mengurus keluarga dengan alasan mencukupi kebutuhan rumah.

Padahal nyatanya mereka lebih fokus kepada kebutuhan yang dapat menjadi daya tarik ketika bekerja, seperti lipstik, bedak dan peralatan make up lainnya. Hilangnya peran ibu menyebabkan kerapuhan pada sendi-sendi kehidupan berkeluarga, seperti contohnya terjadi kecacatan dalam kepribadian anak.

Ia akan menjadi seorang yang temperamental dan kehilangan moral sebab tidak mendapatkan kasih sayang sepenuhnya. Serta tidak mengetahui sosok yang menjadi panutannya. Di sisi lain, dapat menghilangkan peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan pemberi nafkah.

Hal ini pulalah yang menyebabkan pertengkaran yang luar biasa sehingga pada akhirnya menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga. Sejatinya keluarga merupakan naungan pertama dalam kehidupan. Dari sanalah tercipta benih-benih kepribadian setiap insan terutama bagi seorang anak serta keharmonisan bagi suami isteri.

Sehingga dengan kekokohan keluarga terciptalah ketentraman bagi negara. Kekokohan keluarga tidak tercipta dengan sendirinya. Melainkan haruslah dari setiap insan menyadari hakikat hidup semata-mata untuk beribadah kepada Tuhan Semesta Alam. Selain itu, Negara haruslah menjamin kehidupan masyarakat agar sejahtera. Tidak membiarkan masyarakat terbengkalai oleh perkara-perkara yang seharusnya ditanggung oleh negara.

Hal ini tidak akan tercapai jika tidak mengambil sistem kehidupan yang tepat. Karena pemecahan problematika masyarakat tidak akan tuntas sampai kapanpun. Sistem kehidupan yang tepat hanyalah sistem yang berasal dari sang Khaliq yang menciptakan setiap makhluk dan juga memberikan peraturan hidup.

Wallahu a’lam bi ash-shawwab.

 

[LS/Ln]

Please follow and like us:

Tentang Penulis