Ottoke, SongSongCouple Bubar?
Oleh: Ana Nazahah
LenSaMediaNews– Korean Wave gempar, gara-gara SongSongCouple bubar. Tentu para penggemar merasa sangat kecewa. Ternyata kehidupan nyata idola mereka tidak seindah drama Korea.
Banyak yang menyesalkan perpisahan mereka. Sampai acara nangis masal di tweeted segala. Pasalnya belum lama mereka memilih menikah, tiba-tiba mengumumkan perceraian. “Seharusnya mereka berdua memberikan berita gembira ke penggemarnya, misal kehamilan Song Hae Kyo, bukan sebaliknya.” sebut salah satu netizen dengan emot kecewa.
Ai, ai, ai chingudeal! Sudah. Kita cukupkan saja, persoalan hanya sebatas tau saja. Kecewanya jangan berlebihan. Biarkan saja mereka memutuskan apapun terkait rumah tangga mereka. Kita doakan saja yang terbaik. Jika perlu doain hijrah memeluk Islam sekalian, biar hidup mereka lebih terarah dan tentram. Sebagai muslim, inilah sepantasnya yang kita lakukan.
Seperti yang kita ketahui, dalam agama kita, bersikap dan bertingkah laku itu wajib sesuai dengan agama. Membangun rumah tangga pun dalam rangka beribadah kepadaNya. Setidaknya kita bisa ambil pelajaran dari hubungan Songsongcouple yang gagal, bahwa rumah tangga tanpa aturan agama, tidak akan bisa bertahan lama. Kalau pun bertahan, maka penderitaan yang akan tercipta, karena masing- masing tidak memahami perannya sebagai suami dan isteri.
Ditambah kehidupan mereka yang bergaya kapitalis, kebahagian hanya diukur lewat materi saja. Tuntutan untuk memenuhi gaya hidup dan hedonisme. Itulah yang dikejar. Kenyataannya hanya menambah ‘haus’ hasrat manusia. Bukan bahagia yang didapat, malah kehampaan bagi jiwa dan raga.
Selain untuk beribadah, menikah juga berarti saling melengkapi, antara suami dan isteri, penyempurna agama satu sama lainnya. Menjaga diri dari kemaksiatan, ladang pahala investasi bagi keduanya. Dengan berkerja sama saling membantu satu sama lain. Demi keberlangsungan keluarga.
Rasullullah Shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untuk separuh sisanya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Sebagai kepala keluarga, suamilah yang berperan mencari nafkah yang halal. Setiap rupiah yang dimiliki suami, isteri memiliki hak di dalamnya. Sementara isteri menjadi ummu warabatul bait, membantu suami dan mengurus anak- anak di rumahnya.
Bukan tidak boleh istri bekerja, Islam membolehkan selama tidak menggangu fitrahnya sebagai isteri dan ibu bagi anak-anaknya. Sementara gaji yang didapatkannya murni hartanya sendiri, bukan milik suaminya. Sehingga jika dia menggunakan untuk keperluan keluarga, itu menjadi tambahan pahala baginya.
Tentu saja kewajiban suami bukan hanya mencari nafkah saja. Suami wajib memastikan akidah Islam seutuhnya diterapkan dalam rumah tangga mereka. Anak dan isteri terpenuhi kebutuhan pendidikan, sandang papan, dan keamanannya. Sehingga tercipta keluarga samara, yaitu sakinah, mawaddah, warahmah.
Jadi Chingudeal, usah kita bergalau ria lagi, mengenai Songsongcouple yang sudah bubar. Mending kita fokus menyiapkan diri, untuk menghadapi kenyataan dan masa depan kita kelak. Sebelum kita memasuki pintu gerbang pernikahan.
(LN/Fa)