Miris. Baru saja lebaran dirayakan, kini rakyat disuguhkan dengan berbagai permasalahan. Mulai dari sidang gugatan hasil Pilpres di MK, kriminalitas yang semakin merajalela, sampai meningkatnya level stres para orang tua yang mendaftarkan anaknya sekolah, dan ditambah lagi dengan wacana masuknya tenaga guru asing di negeri ini.

 

Padahal, bulan Syawal belumlah usai. Harapan mendapat kemenangan setelah sebulan lamanya berpuasa Ramadan, seakan tinggal harapan. Kemenangan berupa ketakwaan, yang menjadikan bertambahnya ketaatan seorang hamba kepada Sang Pencipta, Allah SWT.

 

Ketaatan terhadap seluruh aturan kehidupan yang diturunkan-Nya. Tidak hanya dalam skala pribadi, namun skala masyarakat dan negara. Sehingga nantinya, gambaran kehidupan yang penuh rahmat dan keberkahan bisa dirasakan. Bukan seperti sekarang. Berarti ada yang salah di negeri kita dan ini adalah fakta.

 

Tidak menutup mata dan telinga, memang ada usaha penyelesaian ke arah sana. Namun sampai saat ini, terbukti gagal, sebab permasalahan yang sama sering terulang, bahkan kadang semakin membesar. Mau sampai kapan bertahan?

 

Berarti, diperlukan solusi yang berbeda dari biasanya. Bila selama ini mencari solusi hanya berdasarkan hasil intelektualitas manusia yang mengenyampingkan peranan agama, (sebab agama dijauhkan dari kehidupan) maka mengapa tidak perlakukan kebalikannya? Menerapkan aturan agama untuk menyelesaikan permasalahan manusia di dunia.

 

Sebab, Islam sebagai satu-satunya agama yang disebutkan dalam sejarah peradaban manusia, pernah tiga belas abad lamanya diterapkan seluruh aturannya oleh negara, yang dikenal dengan sistem Khilafah yang dipimpin oleh seorang Kholifah. Dan itu, sebagai bukti nyata untuk kita.

 

Maka, itulah yang seharusnya dilakukan. Supaya ke depan, kado lebaran berupa kemenangan bisa dirasakan, sebagaimana kemenangan yang semestinya. Wallahu a’lam. [RA]

*Sri Ratna Puri-Bogor

Please follow and like us:

Tentang Penulis