Jempolmu, Surga Nerakamu
Oleh: Nurmaningsih
Tak dipungkiri, kecanggihan teknologi diiringi dengan kesungguhan manusia untuk menunjukkan eksistensi dirinya di jagat maya. Banyak perempuan memamerkan tubuh seksi dalam balutan busana yang menampakkan aurat, berhias berlebih-lebihan, berlenggak-lenggok dan berjoget ria. Sedangkan para pria asing (non mahram) menjadi penikmat dengan memberikan tanda like. Na’udzubillah.
Lantas, adakah yang salah dari keberadaan media sosial? Tidak! Sebab yang salah adalah para pengguna alias manusia. Manusia yang harus pandai dalam memanfaatkan sosial media. Apa yang dilihat di sosial media belum tentu berfaedah. Sesuatu yang viral belum tentu baik. Bukankah dalam Al-Qur’an, Allah sudah memberi peringatan? “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216).
Bila kita bukan termasuk para pelaku yang ikut berjoget ria, mengumbar aurat baik di dunia nyata maupun di dunia maya, namun kita harus menahan jempol kita dari aktivitas memberikan like pada postingan-postingan yang tidak pantas atau unfaedah. Dukungan jempol kita sama saja halnya dengan mendukung kemaksiatan. Misalnya saat kita memberikan like pada foto perempuan yang tidak menutup aurat padahal kita sudah tahu bahwa wanita yang sudah balig, wajib untuk menutup auratnya, sebagaimana ketika Asma’ binti Abu Bakar datang menemui Rasulullah SAW. dengan memakai pakaian yang tipis, tiba-tiba beliau berpaling darinya dan bersabda: ‘Wahai Asma, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haid (sudah balig), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini’, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya” (HR. Abu Dawud).
Adapun mengenai wanita yang berlenggak-lenggok, Rasulullah SAW. bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat. Satu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengan cemeti tersebut. Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, mereka berjalan berlenggak-lenggok menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya (disanggul) seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aroma surga, padahal sesungguhnya aroma Surga itu tercium dari jauhnya jarak perjalanan sekian dan sekian” (HR. Muslim).
Maka sudah sepantasnya untuk para wanita menjaga diri dari hal sia-sia yang bisa mendatangkan dosa. Sibukkanlah diri untuk menuntut ilmu Islam secara menyeluruh, bukan cuma mengerjakan ibadah ritual seperti salat, puasa, zakat, dan haji, melainkan harus menjalankan seluruh perintah dan larangan Allah seperti yang sudah di jelaskan dalam kitabNya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya” (QS. al-Baqarah: 208). Wallahua’lambishawwab. [lnr]