Tren Kaum Rebahan Generasi Milenial

Oleh: Neng Ipeh

(aktivis BMI Community Cirebon)

 

Sobat Milenial, seiring penerapan tatanan normal baru atau new normal, masyarakat Indonesia tentu harus menyesuaikan gaya hidup dan rutinitas sehari-hari dengan tetap menerapkan physical distancing seperti yang dianjurkan oleh pemerintah. Sejak pandemi Covid-19 melanda, kebiasaan orang-orang di seluruh dunia memang sudah berubah, dimana perubahan ini diprediksi akan terbawa dalam kehidupan normal baru beserta dengan perubahan tren hobi.

Dewasa ini, istilah “kaum rebahan” tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Istilah ini sangat populer di kalangan kita sebagai generasi milenial. Kaum rebahan bisa diartikan sebagai orang yang sering mengisi waktunya dengan rebahan atau tidur dan bermalas-malasan sepanjang hari di atas kasur daripada mengisi waktunya dengan hal yang positif atau produktif.

“Mager”, katanya. Mager singkatan dari malas gerak adalah istilah yang tidak lepas dari kaum rebahan. Belum lagi di musim penghujan, mager-nya pasti malah tambah berlipat-lipat. Jika hal ini dilakukan hanya sesekali dan untuk bersantai setelah seminggu bekerja, tentu tidak menjadi masalah. Namun, jika dilakukan setiap hari, hal tersebut tentunya akan membawa dampak buruk. Banyak yang menjadikan rebahan sebagai tren masa kini dan sah-sah saja jika dilakukan.

“Pertanyaannya, salah tidak sih rebahan?”
Rebahan sebenarnya bukan sesuatu yang salah. Namun, jika dilakukan terus menerus dalam jangka waktu lama dan tidak memiliki manfaat, itulah yang salah. Seperti namanya, kaum rebahan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kamar. Rasanya kasur telah menjadi tempat ternyaman di dunia, hingga membuatmu ogah kemana-mana. Kalau pindah tempat pun ogah, jangan tanyakan soal urusan mandi lah ya. Khususnya di akhir pekan, kamu menempatkan mandi menjadi urusan yang ke sekian. Selain menghemat air (halah, ini alasan klasik!) kamu juga menganut prinsip “baru mandi kalau ada yang ngajak keluar”. Jadi, kalau nggak ada yang ngajak keluar, kamu bisa tuh nggak mandi seharian. Yaiks bau.

Bagi orang beriman, hidup tentu harus dijalani dengan benar serta bertujuan meraih bahagia di dunia dan akhirat nanti. Hidup yang hanya sekali itu tidaklah boleh disia-siakan. Apalagi sampai salah arah dan hanya dengan rebahan saja. Karena hidup yang bermakna harus diperjuangkan dengan benar dan sungguh-sungguh. Suatu kerugian yang luar biasa apabila seorang manusia tidak mengembangkan potensi yang ia miliki, agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Untuk hidup sukses itu bagaikan mencari barang hilang. Laksana menemukan mutiara di lautan, tentu itu bukanlah perkara yang gampang. Mana ada barang berharga yang mudah didapat dan murah. Semuanya perlu perjuangan dan usaha keras.

Untuk menjadi kaum perubahan dengan keteguhan hati yang kuat, motivasi itu harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Dengan keinginan dalam diri sendiri akan mampu menghasilkan motivasi yang lebih dahsyat. Sebesar apa pun dorongan dari luar, kalau dari dalam diri kita masih tidak mau bergerak, maka tidak akan ada perubahan yang terjadi. Bakat yang tidak disertai dengan kerja keras bagaikan harta karun yang disia-siakan, mutiara yang tidak diasah, emas yang tidak ditempa. Sayangnya fakta sepanjang sejarah telah membuktikan tidak ada kenyamanan di hari tua untuk orang yang bermalas-malasan di masa muda.

Yuk bangkit dari kasur karena pemuda mempunyai peran sebagai harapan masa depan. Jadilah sosok-sosok gigih dan pantang menyerah dalam hidup. Singsingkan lengan baju guna meraih kebahagiaan yang hakiki. Gimana masa depan umat Muslim bisa cemerlang kembali, jika generasi mudanya malah asyik menjadi kaum rebahan dan nggak mau lepas dari kasur. [LM/El]

Please follow and like us:

Tentang Penulis