Menyambut Ramadan di Tanah Gaza

Hijau dan Oranye Ilustratif Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Postinga_20250303_155657_0000

Oleh: Yumna Nur Fahiimah

 

Marhaban yaa Ramadan. Tidak terasa, hanya dalam rengkuhan hari, kaum muslim di seluruh dunia akan kedatangan bulan penuh kemuliaan. Bulan Ramadan adalah bulan penuh keagungan dan keberkahan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di dalamnya Allah SWT pun melipatgandakan pahala atas setiap amal kebaikan. Pantas rasanya setiap Mukmin bergembira menyambut kedatangan Ramadan.

Bergembira dan bersemangat menyambut Ramadan seharusnya mengisi rongga dada seorang mukmin. Karena setiap mukmin sejatinya paham betapa besar kemuliaan dan balasan kebaikan yang Allah limpahkan pada orang-orang yang beramal saleh selama bulan Ramadan.

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Sebagian salaf berkata, ‘Dulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal saleh selama Ramadan yang lalu) mereka.’” (Ibnu Rajab, Lathâ’if al-Ma’ârif, hlm. 232).

Kegembiraan itu karena selama satu bulan mereka akan dinaungi keberkahan, yang di dalamnya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya setiap doa dikabulkan, ampunan diberikan dan ganjaran amal dilipatgandakan. Orang-orang yang berpuasa selama Ramadan juga dibahagiakan dua kali oleh Allah Swt., yakni saat berbuka puasa dan saat berjumpa dengan-Nya kelak di dalam surga-Nya.

Namun demikian, umat harus ingat bahwa dalam Ramadan kali ini penderitaan sebagian Muslim belum juga kunjung hilang. Di sejumlah negeri, kaum Muslim menyambut Ramadan dalam ketertindasan. Di Palestina, misalnya, kaum Muslim bukan hanya terancam kelaparan. Mereka pun dihadapkan pada aksi pembantaian dan genosida. Jelas, apa yang mereka alami bertolak belakang dengan keadaan kaum Muslim di negeri-negeri lain yang ceria dan gembira menyambut Ramadan.

Di Palestina, kaum Muslim berada dalam dua ancaman: genosida dan kelaparan. Seruan pembunuhan terhadap warga Gaza terus digencarkan oleh para pemimpin zionis Yahudi. Militer zionis juga tidak segan menembaki warga yang tengah mengerubuti truk-truk bantuan makanan. Karena itu penduduk Gaza sama sekali tidak punya persiapan khusus menyambut Ramadhan. Bahkan mereka telah berpuasa sejak lima bulan sebelum Ramadan tiba. Warga Gaza juga tidak lagi memiliki rumah sakit. Seluruhnya telah dihancurkan militer zionis. Banyak warga luka yang dirawat seadanya di tempat-tempat pengungsian. Minim obat-obatan dan peralatan medis. Jumlah dokter dan tenaga medis pun semakin berkurang karena banyak yang menjadi korban serangan militer Yahudi.

Ketika kita di tanah air merasakan indahnya sahur dan berbuka bersama keluarga, di beberapa negeri lain banyak saudara seiman yang hidup di tenda-tenda pengungsian ala kadarnya. Mereka kehilangan semua anggota keluarganya. Mereka pun tidak memiliki makanan untuk sahur maupun berbuka. Inilah realita Ramadan di tengah derita umat. Ini terjadi hampir setiap tahun.

Sungguh berdosa kaum Muslim yang tidak memikirkan dan memberikan bantuan kepada sesama Muslim. Sebabnya, Allah SWT telah mewajibkan kita untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Firman-Nya:

وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ

Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72).

Nabi Muhammad saw. Juga telah mengingatkan:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَخُونُهُ وَلَا يَكْذِبُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ

Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Dia tidak boleh mengkhianati, mendustai dan menelantarkan saudaranya (HR at-Tirmidzi).

Derita Muslim Gaza baru sekelumit dari potret derita banyak Muslim di dunia. Masih banyak Muslim menderita di Suriah, Uighur, India, Myanmar, dll. Sulit bagi mereka merasakan nikmatnya ibadah selama Ramadhan karena ancaman kelaparan dan kematian selalu membayangi.

Inilah buah dari diterapkannya sistem Kapitalis-sekuler yang telah nyata merusak kehidupan manusia hingga ke akarnya. Menjauhkan agama dari kehirupan membuat manusia hidup dalam keterpurukan.

Umat seharusnya semakin menyadari betapa pentingnya kepemimpinan Islam untuk melawan dan mengusir orang-orang kafir dari tanah Palestina. Dan menyadari ketiadaan Junnah kaum Muslimin berarti membiarkan umat muslim di Gaza hidup sengsara, padahal mereka adalah saudara seiman kita.

Maka sudah saatnya kita meninggaklan sistem yang telah nyata merusak dan tidak ada keberkahan dalam penerapannya. Kemudian kita kembali kepada penerapan syariat Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan yang pelaksanaannya berada dalam naungan Khilafah. Wallahu a’lam bishawab 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis