Bangsa Beragama Pantang Meminta
LenSaMediaNews–Pengemis kembali menjadi perbincangan. Video seorang pengemis di Lhokseumawe mendadak viral. Ia menaiki mobil Toyota Vios dan marah – marah ketika mengetahui dirinya direkam oleh warga.
Sebelumnya beredar foto seorang bapak tua yang menaiki mobil mewah di Bogor. Setelah ditelusuri ternyata beliau juga pengemis. Masih di tahun 2019 awal, seorang pengemis dari Pati memiliki harta lebih dari 1 miliar. Harta itu terbongkar saat yang bersangkutan ditangkap SATPOL PP.
Mengemis adalah tindakan meminta-minta sesuatu (baca : uang) kepada orang lain. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh orang miskin, yang tidak memiliki apa-apa dan tidak mampu bekerja. Namun di era sekarang, meminta-minta dijadikan profesi.
Pasalnya pendapatan dari pekerjaan ini cukup menjanjikan. Apa lagi yang bersangkutan tidak perlu keluar banyak tenaga dan biaya. Hanya modal pakaian lusuh dan kaleng bekas bisa beroperasi. Hasilnya seorang pengemis bisa lebih kaya daripada pegawai negeri.
Jika mengemis menjadi profesi, maka mati sudah mental bangsa ini. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Gelar “pekerja keras” tergilas dengan tingkah segelintir orang malas. Mereka mendapatkan rezeki dengan mengharap belas kasih orang. Padahal tubuh masih sehat dan kerja pun kuat. Namun mental mereka tidak kokoh, pondasi iman pun lemah. Sehingga mudah memilih jalan pintas mendapatkan uang.
Penting mengubah mental masyarakat seperti ini. Selain tidak sesuai moral, agama pun melarang. Sebaiknya tindakan razia perlu ditingkatkan, tidak sekedar momen tertentu. Selain itu butuh pembinaan khusus tentang moral dan agama.
Bagi mereka yang sehat dan kuat bekerja diberi pelatihan. Agar mereka dapat bekerja dengan layak. Sedangkan bagi yang lemah, tua dan tidak punya sanak saudara selayaknya menjadi tanggung jawab negara. Tugas besar negara menyediakan pekerjaan yang layak agar masyarakat mudah mencari kerja. Memberikan pendidikan dan pembinaan yang memadai untuk meningkatkan mental warga negara. Sehingga tidak mudah menjadi peminta-minta.
Henyk Nur Widaryanti
Dosen Swasta
Ngawi, Jawa Timur
[Fa]