Mengajari Anak Bersedekah

Oleh: Sri Purwanti, Amd.KL
(Founder RumBa Cahaya Ilmu, Pegiat Literasi Tanah Bumbu) 

 

Parenting – Kehadiran anak dalam sebuah keluarga tentu menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Anak adalah harapan di masa depan, karena merekalah kelak yang akan menjadi pengaman dan pelopor masa depan agama dan bangsa. Jadi sebagai orang tua kita wajib mendidik mereka untuk menjadi generasi tangguh di masa depan, serta memiliki sifat empati yang tinggi terhadap sesama. Lebih jauh, Allah memerintahkan kita sebagai orang tua untuk menjauhkan mereka dari api neraka.

Salah satu sifat terpuji yang hendaknya ditanamkan pada anak-anak sejak dini adalah gemar berbagi kepada sesama. Hal ini bertujuan agar anak memiliki sifat belas kasih dan empati yang tinggi terhadap sesama.

Mengajari anak tentu perlu seni tersendiri, tidak semudah mengajari orang dewasa. Karena anak adalah peniru ulung maka cara terbaik untuk mengajari mereka adalah dengan memperlihatkan keteladanan, dan memberikan contoh nyata pada anak.

Metode ini sangat berkesan dan efektif dalam menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak. Karena itu sebagai orang tua kita harus sering memperlihatkan contoh bagaimana berbagi pada orang lain. Masa pandemi ini bisa kita jadikan momen untuk melatih mereka. Karena banyak masyarakat yang terkena dampak pandemi sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun kesulitan, kita bisa mengajak anak-anak memberi bantuan baik berupa sembako maupun bantuan lain.

Cara lain adalah dengan mengajak praktek langsung misalnya meminta tolong mereka untuk membagi makanan kepada temannya secara adil. Cara ini mengajarkan anak bahwa sesuatu harus dibagi dengan adil supaya mendapatkan bagian yang sama, jika satu saja mengambil lebih maka yang lain akan menerima bagian lebih sedikit. Dengan praktek langsung anak-anak akan lebih mudah memahami konsep berbagi dengan adil yang kita ajarkan.

Orang tua juga perlu menumbuhkan rasa empati anak terhadap sesama, hal ini bisa dilakukan dengan membacakan kisah-kisah inspiratif seperti kisah kedermawanan Abdurahman bin Auf, maupun memberikan contoh langsung. Sesekali ajaklah anak mbolang ke pemukiman padat penduduk, tunjukan kepada anak-anak betapa di luar sana masih banyak saudara kita yang belum beruntung dari segi ekonomi. Sebagai makhluk sosial, tentunya antar manusia satu dengan lainnya saling membutuhkan.

Pahamkan juga bahwa dalam setiap rezeki yang Allah berikan ada hak orang lain yang harus kita keluarkan. Dengan begitu akan muncul rasa simpati dan empati dalam benak anak.

Orang tua juga perlu menanamkan keikhlasan ketika berbagi, bukan karena ingin mengharapkan imbalan atau pujian. Tanamkan pemahaman bahwa berbagi tidak boleh sampai meyakiti perasaan orang yang menerima bantuan kita.

Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah yang artinya; “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (QS al-Baqarah[2]: 264).

Sebagai makhluk sosial, tentunya antar manusia satu dengan lainnya saling membutuhkan

Dalam agama Islam, sedekah adalah ibadah yang sangat dianjurkan. Bahkan, sedekah merupakan satu di antara tiga amalan yang tidak akan pernah putus ketika seseorang telah meninggal. Ketika kita mengajari anak belajar bersedekah sejak dini, sama saja mengajak mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, sekaligus mengajari cara investasi amal untuk kehidupan akhirat .

Wallahu a’lam

 

[LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis