Tantangan Ibu di Era Digital

Oleh: Sri Purwanti, Amd.KL

(Founder RumBa Cahaya Ilmu, Pegiat Literasi Tanah Bumbu)

 

Lensamedianews.com– Saat ini dunia telah memasuki revolusi industri 4.0, hal ini ditandai dengan hadirnya sistem siber fisik (gabungan kekuatan teknologi dengan internet). Tak pelak hal ini membuat informasi beredar dengan bebas, bahkan anak-anak pun mampu mengaksesnya. Ini akan menimbulkan tantangan tersendiri bagi keluarga muslim.

 

Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi yang pesat membuat tugas ibu semakin berat. Seorang ibu dituntut untuk _up to date,_ karena di era digital ini anak-anak cenderung hidup dan tumbuh dengan dunia digital, sehingga pola asuh harus mengikuti. Seorang ibu di tuntut untuk lebih melek teknologi dibandingkan dengan anak-anak. Ibu harus bisa mengarahkan anak-anaknya, sehingga tidak tergelincir menjadi korban dampak negatif teknologi. Karena ibu adalah teladan utama dalam keseharian anak.

 

Tantangan ini sangat nyata mengingat dari berbagai hasil survei, Indonesia merupakan pengguna internet terbesar di Asia. Berdasarkan laporan terbaru we are social pada tahun ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia, naik 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Presentase pengguna dengan rentang usia 16-64 tahun, aplikasi youtube menduduki peringkat pertama sebagai media yang sering di akses. Mengingat saat akses internet mudah sekali, maka orang tua perlu memberi benteng yang kokoh, supaya anak-anak terjaga dari paparan yang negatif.

 

Fakta dilapangan, untuk menjadi ibu yang berkualitas dan kuat perlu persiapan. Dalam Islam ibu memiliki peran penting untuk mengasuh anak. di sisi lain seorang ibu harus menjadi pelaku perubahan dalam masyarakat, hal ini sebagai upaya untuk mencegah kemaksiatan dan kezaliman.

 

Seorang ibu harus memiliki komitmen yang kuat untuk berpegang teguh pada syariat, sehingga tidak menyimpang dari aturan Allah. Di era 40 musuh yang dihadapi bukan lagi penjajah yang bersenjatakan bom dan meriam, akan tetapi pemikiran yang tidak sesuai dengan norma dan menyimpang dari syariat Islam. Ide yang digencarkan lewat media baik tersurat maupun tersirat.

 

Seorang ibu harus memiliki bekal yang cukup, ilmu yang mumpuni untuk melindungi generasi dari pengaruh paham yang menyimpang. Maka wajib baginya untuk terus menimba ilmu baik yang fardu ain (ilmu agama) maupun fardu kifayah (ilmu umum). Selalu update dengan perkembangan terkini baik skala lokal, nasional, maupun internasional.

Mendidik anak di era digital perlu seni tersendiri, karena teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Ada dampak positif namun juga tidak sedikit dampak negatif. Seorang ibu tidak boleh membiarkan anak mengakses internet tanpa pendampingan. Namun tidak berarti melarang sama sekali, karena anak tetap perlu mengenalnya supaya tidak gaptek. Anak-anak harus tetap tumbuh dan berkembang sesuai zamannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. “Ajarilah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian’’. Namun ibu harus memastikan akses internet aman dari konten-konten yang tidak sesuai usianya.

 

Islam adalah agama yang memiliki seperangkat aturan untuk dijadikan pedoman hidup manusia. Seorang ibu hendaknya selalu berpegang teguh pada aturan ini, sehingga memiliki rambu-rambu yang jelas untuk menjalankan perannya dengan baik. Sistem yang terbukti selama 13 abad berhasil menjadi solusi tuntas untuk setiap permasalahan. Sistem yang berhasil membangun peradaban yang gemilang. Ketika ibu istiqamah dengan aturan ini, maka insya Allah, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang bersyakhsiyah Islam, cerdas dan tetap berkemabng sesuai zamannya.

Walllahu a’lam

Please follow and like us:

Tentang Penulis