Indonesia Terserah, Tapi Milenial Gak Boleh Menyerah
Oleh : Zhuhriana Putri
(Aktivis Ideologis)
Milenial – Sebelum pandemi bertamu di Indonesia, ada orang yang begitu update mengenai berita perpolitikan, ada juga yang biasa saja, kadang-kadang peduli dengan kebijakan pemerintah, namun terkadang merasa cuek dan ada juga yang sama sekali merasa acuh tak acuh, katanya politik itu kotor. Namun, setelah dua purnama pandemi ini tak kunjung usai dari tanah air, rasanya semua rakyat berubah menjadi masa bodoh dengan apapun kebijakan mereka. Bukan karena keinginan sendiri untuk tidak peduli, namun karena pikiran dan hati yang tidak sanggup melihat kebijakan yang kian hari menyayat hati dan tak manusiawi.
Hingga sampailah negeri ini pada puncak klimaksnya. Indonesia Terserah, sebuah hastag yang menjadi luapan emosi seluruh rasa yang terpendam. Dua kata yang mewakili seluruh perasaan para ojol, pedagang kaki lima, perawat, dokter, tenaga medis dan siapa pun kita yang hidup di negeri ini. Bagaimana tidak, sedari awal makhluk mikroskopis ini bertamu di negeri ini, para pemimpin negeri memang tidak menunjukkan keseriusannya. Menganggap sepele dengan nyawa manusia hingga berencana menerapkan kebijakan tak manusiawi. Herd Immunity.
Enggan mengambil kebijakan lockdown malah berencana menerapkan kebijakan darurat sipil. Hingga akhirnya PSBB dijalankan namun hanya hitungan hari kemudian dilonggarkan. Pura-pura menutup akses bandara, namun si asing dibiarkan begitu saja. Mengganti istilah mudik dan pulang kampung, seakan tak menghargai para profesor bahasa. Kita semua merasakan, pemimpin hari ini juga merasa putus asa dengan segala kebijakan labilnya yang tak kunjung mengusir pergi si Corona. Bukan hanya rakyat yang merasa lelah dengan kebijakannya, namun si pembuat kebijakan pun merasa lelah dengan keputusannya yang kian hari kian menzalimi rakyatnya. Dimana letak ketenangan ?
Hei milenial, jangan ikut pasrah! Jangan biarkan masalah ini begitu saja. Karena hanya pecundang yang lari dari masalah. Katanya milenial itu Agent of Change, selalu punya jiwa juang dan tak tahan dengan kebathilan. Ide-ide brilian menuju perubahan selalu ada di benak pikiran. Saatnya kerahkan segala potensi yang ada menuju perubahan hakiki. Setiap masalah pasti ada solusinya. Setiap masa pasti ada generasi pejuangnya. Benih-benih menuju perubahan inilah yang diharapkan mereka para tenaga medis dan siapa saja yang merasakan kezaliman dan kedunguan kebijakan sistem hari ini. Pastinya jalan keluar terbaik selalu datang dari Si Pencipta manusia.
Tiada harapan pada sesuatu yang bathil. Sampai kapan pun sistem kapitalis sekuler hari ini tidak akan mampu menyelesaikan segala pelik yang ada. Hanya solusi dari yang Maha Kuasa lah (read: Islam) yang mampu mengeluarkan manusia dari lubang kehancuran. Yakinlah, suatu saat kebathilan akan sirna oleh kebenaran. Namun, tak akan muncul kebenaran tanpa perjuangan. Saatnya kerahkan semangat berjuang menuju cahaya kemenangan Islam.
Wallahu a’lam bish showab.
[ry/LM]