FPI, Penyelamat Bukan Anti Pancasila
FPI (Front Pembela Islam) sesuai dengan namanya berarti selalu berada di garis depan. Kemana-mana selalu lebih sigap dari pada ormas lainnya. Ketika ada yang tertimpa bencana, FPI selalu hadir dalam membantu. FPI pun terkenal dengan sikapnya yang tegas dalam melawan siapa saja yang berani menistakan agama Islam.
Sayangnya di balik kepedulian dan ketegasan FPI, ternyata keberadaannya menjadi sebuah ancaman. Ramai dibicarakan, adanya upaya pembubaran yang dilakukan oleh rezim saat ini, sebagaimana yang telah terjadi pada HTI. Sebelumnya, FPI pun telah dicap sebagai Islam radikal, fundamental, Islam garis keras, dsb. Namun, kini tuduhan itu adalah bahwa FPI anti Pancasila.
Selama ini yang nampak, FPI tidak pernah melakukan tindak korupsi ataupun merampok. Pun, tak pernah melakukan tindak kejahatan lainnya yang merugikan negara seperti menjual aset negara dan menyerahkan pengelolaan SDA kepada asing, sebagaimana yang dilakukan oleh penguasa saat ini. Lantas, apakah tepat jika FPI dicap Anti Pancasila?
Yang patut untuk dikoreksi dan dikritisi adalah para penguasa dan antek-anteknya. Sebab, sudah menyengsarakan rakyatnya, hidup dalam penderitaan dan kezaliman. Rakyat jauh dari kata sejahtera. Padahal, ini adalah tugas utama seorang pemimpin. Mengurusi segala urusan rakyatnya. Bukan malah berlepas tangan ketika ada masalah yang menyapa rakyat.
“Imam (pemimpin) adalah pengurus, ia bertanggung jawab atas (urusan) rakyatnya.” (HR. Muslim)
Dengan demikian, membubarkan FPI bukanlah langkah yang tepat dalam menyelesaikan segala persoalan negeri ini. Sebab, bukan FPI biang kerok dari segala ancaman yang ada. FPI hanya ingin menyelamatkan negeri ini dari segala bentuk kemungkaran.
Justru penjajahan dari sistem kapitalis sekular liberal lah yang menjadi ancaman nyata negeri ini. Dengan menjadikan Islam sebagai satu-satunya sistem dalam kehidupan, maka keamanan negeri ini akan terjaga dari segala bentuk penjajahan.
[] Wallahua’lam []
Nurmaningsih, Malunda, Sulawesi Barat.
[Fa]