Negara Salah Urus SDA, Kerusakan Merajalela
Oleh : Nur Rahmawati, S.H.
Pendidik dan Pegiat Literasi
LenSa Media News–Kekayaan alam yang melimpah sering dianggap sebagai anugerah bagi suatu negara, namun dalam konteks negara yang salah urus, anugerah ini justru bisa berubah menjadi malapetaka. Ketika pengelolaan sumber daya alam diserahkan kepada tangan yang salah, baik itu pemerintah yang korup maupun perusahaan penambang ilegal yang hanya mengejar keuntungan, kerusakan lingkungan menjadi keniscayaan, dan rakyat yang paling menderita.
Longsor, banjir, kerusakan ekosistem, dan berbagai bencana lingkungan lain adalah dampak langsung dari kebijakan yang hanya berorientasi pada keuntungan materi semata. Seperti yang terjadi di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, sebanyak 11 orang dikabarkan menjadi korban jiwa akibat tanah longsor di penambangan ilegal. Data tersebut diambil dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat (Voaindonesia.com, 28-9-2024).
Kapitalisme: Akar Masalah
Sistem kapitalisme yang mendasari ekonomi banyak negara saat ini seringkali menjadi biang keladi dari kerusakan lingkungan. Dalam kapitalisme, alam diperlakukan sebagai komoditas yang bisa dieksploitasi tanpa batas demi akumulasi modal. Perusahaan tambang, misalnya, sering kali membohongi masyarakat dengan janji-janji kesejahteraan, namun pada kenyataannya hanya meninggalkan kehancuran lingkungan dan kemiskinan. Mereka mengekstraksi sumber daya secara besar-besaran tanpa memperhatikan dampak jangka panjang, seperti longsor yang terjadi akibat kerusakan hutan dan tanah.
Kapitalisme mendorong perusahaan untuk melakukan apa saja demi keuntungan, termasuk mengabaikan aturan lingkungan dan menipu masyarakat setempat. Kebijakan yang diterapkan pemerintah juga sering kali berpihak pada pemodal besar, dengan mengorbankan kepentingan rakyat dan kelestarian alam. Rakyat tidak hanya kehilangan akses terhadap sumber daya, tetapi juga menjadi korban langsung dari bencana yang ditimbulkan oleh kerusakan alam ini.
Islam sebagai Solusi Tuntas
Dalam pandangan Islam, alam dan sumber daya bukanlah milik pribadi yang bisa dieksploitasi seenaknya, melainkan amanah dari Allah SWT yang harus dikelola dengan baik. Pengelolaan alam dalam Islam berlandaskan pada prinsip keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab sosial. Allah berfirman:” Dan janganlah kamu merusak di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.” (TQS. Al-A’raf: 56).
Ayat ini jelas mengajarkan bahwa tugas manusia adalah menjaga bumi dan tidak merusaknya. Kerusakan alam, seperti longsor akibat penambangan yang tidak bertanggung jawab, adalah pelanggaran terhadap amanah ini. Islam memandang bahwa setiap tindakan yang merusak alam adalah dosa, karena alam diciptakan untuk kesejahteraan seluruh makhluk, bukan hanya untuk segelintir orang.
Selain itu, Islam juga melarang penipuan dalam transaksi, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya alam. Penambangan pembohong yang menipu rakyat dengan janji-janji palsu, namun merusak lingkungan, jelas melanggar prinsip keadilan dalam Islam. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw bersabda:”Barang siapa yang menipu, maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim).
Hadis ini sangat relevan dengan praktik penambangan yang membohongi rakyat dengan janji-janji kesejahteraan, namun pada akhirnya hanya meninggalkan kerusakan. Islam sangat menekankan integritas dan tanggung jawab dalam pengelolaan harta benda dan sumber daya.
Pengelolaan Sumber Daya dalam Islam
Islam juga memiliki aturan yang jelas mengenai pengelolaan sumber daya alam. Sumber daya alam yang bersifat vital, seperti tambang, air, dan energi, tidak boleh dimiliki oleh individu atau korporasi, tetapi harus dikelola oleh negara untuk kepentingan rakyat.
Ini menunjukkan bahwa sumber daya alam adalah hak bersama yang harus dikelola dengan bijaksana dan adil, bukan untuk kepentingan segelintir orang atau perusahaan. Sistem ekonomi Islam menolak privatisasi sumber daya alam yang strategis, karena hal itu hanya akan memperkaya segelintir orang dan merugikan mayoritas rakyat.
Khatimah
Negara yang salah urus kekayaan alamnya, ditambah dengan praktik penambangan pembohong yang hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan kelestarian lingkungan, menciptakan penderitaan bagi rakyat. Kapitalisme sebagai sistem yang mengedepankan kepentingan segelintir elit ekonomi telah terbukti menjadi biang kerusakan alam. Di sisi lain, Islam menawarkan solusi yang tuntas, dengan prinsip-prinsip pengelolaan alam yang berlandaskan keadilan, keseimbangan, dan kesejahteraan bersama.
Islam mengajarkan bahwa alam adalah amanah yang harus dijaga, dan sumber daya alam harus dikelola untuk kesejahteraan seluruh umat manusia, bukan hanya untuk keuntungan segelintir orang. Dengan menerapkan sistem Islam, kerusakan lingkungan dapat dicegah, dan rakyat bisa mendapatkan manfaat yang adil dari kekayaan alam yang ada. Wallahualam bissawab. [LM/ry].