Generasi Emas Butuh Syariat

Oleh : Nurjannah Sitanggang

 

LenSa Media News–Negeri ini patut introspeksi diri. Ragam kejahatan dan kriminalitas terus membanjiri sosial media. Hampir setiap hari ada saja tindak kejahatan. Pemberitaannya yang massif dan ketidaktegasan sanksi menjadikan kejahatan terus terulang.

 

Kasus pencabulan oleh seorang kakek berusia 58 Tahun berinisial SP terhadap anak berusia 6 tahun di Kediri hingga hari ini masih dalam proses penyidikan (Radar Kediri, 29-09-2024). Kasus lain, ayah dan anak berinisial H dan MHS, pemilik sebuah pondok pesantren di Bekasi mencabuli santriwatinya (detiknews,29-09-2024). Belum lagi kasus asusila oknum guru berusia 57 tahun terhadap murid di Gorontalo.

 

Padahal katanya kita akan menyongsong Indonesia emas dengan bonus demografi yang bikin negara lain iri. Nyatanya bonus demografi yang ada justru membuat kita cemas dan was-was sebab generasi yang ada justru telah rusak dan dirusak oleh sistem dan gaya hidup.

 

Apa jadinya jika ternyata generasi kita penuh trauma dan mewarisinya sejak kecil? Apa jadinya jika sejak dini anak-anak yang fitrahnya masih bersih sudah teracuni? Sungguh miris, inilah kegagalan sesungguhnya suatu bangsa saat tidak mampu memberikan keamanan bagi warga negaranya. Apalagi ketika anak sudah tidak ada perlindungan dan jaminan keamanan lagi. Itu berarti generasi yang lahir adalah generasi sakit dan rusak.

 

Disaat negara lain seperti Rusia mendorong rakyatnya punya banyak anak, justru kita sedang melihat anak-anak umat dirusak. Di saat negara-negara Barat menginginkan jumlah kelahiran berlipat, justru di negeri kita anak yang banyak tersia-siakan dan terabaikan.

 

Barat mengalami krisis generasi. Sistem kapitalis yang mereka gemborkan hanya fokus pada kenikmatan jasadiyah akhirnya menyebabkan angka kelahiran rendah. Negeri kita disaat yang sama justru mengalami tingkat kelahiran yang tinggi tapi gagal menjaga generasi. Angka kelahiran tinggi tapi kejahatan dan kriminalitas justru menghancurkan generasi.

 

Lagi-lagi karena negeri kita telah lama menobatkan diri sebagai negara sekuler. Aturan agama dijauhkan, hidup hanya dengan hukum positif buatan manusia. Hingga kriminalitas pun tak sanggup dibendung apalagi dihentikan. Sistem sanksi memang ada berupa hukuman penjara dan denda, tapi nyatanya itu tidak mampu menghentikan kriminal.

 

Jika generasi emas yang diinginkan adalah generasi yang memiliki kualitas yang tinggi dan panutan dalam membangun bangsa, maka sistem sekuler tidak akan mampu untuk itu. Sebab empat pilar kebebasan yang diusung sistem ini justru akan menjadi racun yang mematikan dan merusak yaitu: kebebasan beragama, kebebasan berperilaku, kebasan berpendapat, dan kebebasan berkepemilikan.

 

Kebebasan beragama akan melahirkan orang yang menganggap semua agama sama dan jauh dari nilai agama. Kebebasan bertingkah laku justru telah menjadi sumber kejahatan dan kriminalitas di masyarakat. Kebebasan berpendapat telah melahirkan generasi tanpa adab dan akhlak. Sementara kebebasan berkepemilikan nyatanya telah membuat semua orang jatuh miskin kecuali segelintir orang yang tidak lain para pemodal.

 

Generasi emas hanya bisa lahir dari rahim peradaban yang mulia dan memuliakan manusia. Itulah islam. Islam tidak membiarkan manusia bebas dalam segala hal. Islam justru menurunkan aturan yang sangat sempurna. Allah SWT berfirman: “Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur`ān) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)” (TQS al-Nahl 16: 89).

 

Islam memiliki aturan dan pondasi yang kuat dalam membangun generasi emas. Islam sudah memiliki seperangkat aturan yang sudah lengkap dan sempurna untuk kehidupan. Terbukti dalam sejarah peradaban islam telah terlahir orang-orang yang menguasai IPTEK, mujahid dan mujtahid.

 

Sebab Islam menyatukan semua sistem kehidupan dengan aturan Allah. Sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem pemerintahan islam, dan semua aturan kehidupan diatur dengan syariat. Di sisi lain pembentukan ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan ketegasan sanksi dari negara telah menjadi sepaket sistem hidup yang pada akhirnya mampu melahirkan dan generasi emas.Wallahu alam bissawab. [LM/ry].

 

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis