Toleransi Kebablasan, Buah Sekuler Kapitalis

Oleh : Ai Nurmilah

Pendidik Generasi & Pegiat Literasi

 

LenSa Media News–Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus menyampaikan pidato tentang perdamaian saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Ia membahas sejumlah fenomena konflik di berbagai negara, yang katanya disebabkan oleh pihak pihak intoleran yang berusaha memaksakan visinya ke masyarakat.

 

Namun, ia tak membahas negara atau lokasi mana secara spesifik. Dan Paus juga membahas tentang toleransi bangsa indonesia ditengah keberagaman, Dia mendoakan agar masyarakat indonesia selalu hidup dalam kerukunan.

 

Berikut penggalan pidatonya, “Bapak Presiden, para pejabat yang terhormat, perwakilan masyarakat sipil yang terhormat, dengan sepenuh hati, saya berterima kasih kepada anda, bapak Presiden, atas undangan yang menyenangkan untuk mengunjungi negara anda dan atas kata sambutan anda yang ramah. saya mengucapkan salam hangat kepada Presiden terpilih untuk masa tugas pelayanan Anda yang membawa buah untuk Indonesia dan seterusnya…” (CNBC Indonesia, 5-9-2024).

 

media asing juga menyoroti pertemuan pemimpin tertinggi Katolik Dunia Paus Fransiskus dengan imam besar Masjid Istiqlal, Nasarudin Umar.  Salah satu media Amerika Serikat (AS), Associated Press (AP) memberitakan peristiwa ini di laman utama mereka  dengan judul “Pope and imam of Southeast Asia’s largest moskue make joint call to fight violence, protec planet.”

 

Dengan datangnya Paus ke Indonesia hari selasa dan bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo, kamis malamnya menggelar misa besar di Gelora Bung Karno (GBK) senayan, banyak orang yang belum memahami arti toleransi dalam hal ini, yang mana kita sebagai seorang muslim tidaklah harus seperti itu dalam penyambutan Paus ke Indonesia, seperti cium tangan, ataupun cium kening Paus.

 

Inilah yang disebut dengan toleransi kebablasan, buah dari sekularisme kapitalis, menganggap itu adalah toleransi beragama, padahal ini adalah mencampuradukkan agama yang haq dan yang batil, karena menganggap semua Agama sama (pluralisme). sejatinya Hanya Islamlah agama yang Haq.

 

Dalam Islam, toleransi artinya tidak mencampuri urusan akidah umat lain, terutama dalam hal ketuhanan, seperti ayat dalam Al-Qur’an surat Al-Kafirun diantaranya berbunyi ” Untukmu agamamu dan untukku agamaku” Artinya, kita membiarkan mereka dalam urusan ibadahnya, tidak mengganggu mereka dalam menjalankan agamanya. Jangan pula mencampuri agama mereka, dan jangan pula ikut-ikutan dengan ritual agama mereka, itulah arti toleransi beragama yang sebenarnya.”Wallahualam bissawab. [LM/ry].

Please follow and like us:

Tentang Penulis