Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom

(Aktivis Muslimah Aceh)

 

Lensa Media News – Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan berita yang datang dari negeri yang bertetanggaan dengan Negeri Ginseng. Apalagi kalo bukan Korea Utara yang dikenal dengan pemimpinnya yang berbeda dari negeri lainnya. Berbeda karena pemimpin tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea itu yakni Kim Jong Un, membuat sebuah keputusan yang membuat publik ternganga.

Pasalnya karena para pejabatnya dianggap tidak becus dalam menangani banjir dan tanah longsor pada Juli lalu di provinsi Chagang. Dia memutuskan untuk mengeksekusi 20 s/d 30 pejabat, yang harus bertanggung jawab atas kegagalannya dalam mencegah bencana tersebut, karena telah menewaskan ribuan orang dan 15.000 orang mengungsi. Merka didakwa melakukan koruspi sehingga pantas untuk dihukum mati. (Viva, 06-09-2024)

Harusnya seperti itulah seorang pemimpin, dan tepatnya itu dilakukan juga di negara yang mayoritas muslim bukan sebaliknya. Ketika dia melihat para penjabat yang sudah digaji oleh rakyat tidak becus dalam pekerjaannya, maka ia harus bertanggung jawab dan dihukum dengan berat.

Memang patut diacungi jempol keputusan pa Kim yang benar-benar sangat berani melakukan tindakan yang sebenarnya sudah jarang sekali kita lihat dan dengar saat ini. Bahkan mungkin tidak adil, seperti hukum yang terjadi di negeri ini. Dimana seorang kakek yang memelihara ikan aligator dianggap lebih berbahaya daripada yang korupsi. Bahkan hukumannya lebih tidak adil lagi, memang benar bahwa hukum hari ini tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Saat ini para penjabat negeri ini suka-suka saja tanpa tanggung jawab menjual semua aset negeri ini tanpa berfikir bagaimana kelanjutan nasib bangsa ini. Wajar saja memang itulah yang diharapkan dari pemimpin yang bodoh tapi berusaha mengatur urusan negara. Sehingga akan sangat merugikan rakyat. Namanya juga para pejabat yang lahir di sistem kapitalis. tapi

Bahkan lucunya memberikan argumen dan solusi yang memang tak pantas keluar dari bibir seorang menteri, seperti “tanam sendiri”. Bukan kah mereka dipilih karena dipercaya bisa menyelesaikan masalah umat? Atau mereka hanya asal memberikan jabatan asal tidak kosong dari kursinya. Ini sangat berbeda dengan Islam dimana orang yang diberikan amanah benar-benar melakukan tugasnya karena takut akan hari pertanggungjawabnya dengan Allah kelak.

Seperti dikisahkan bahwa ada seorang gubernur Homs bernama Sa’id bin Amir Al-Jumahi dimasa pemerintahan khalifah Umar bin khatab diadukan oleh rakyatnya karena beberapa hal yaitu : Dia tidak keluar menemui masyarakat kecuali setelah siang hari, Dia tidak menerima masyarakat dimalam hari, dalam satu bulan ada satu hari dimana dia tidak bisa ditemui, dan kadangkala dia tiba-tiba pingsan.

Sebenarnya itu adalah aduan yang sangat sederhana sekali dari masyarakat, namun efeknya sangat luar biasa. Dimana masyarakat sangat peduli dan ingin tau apa penyebabnya tidak bisa menemui mereka dengan banyaknya keluhan masyarakat setiap harinya. Yang pasti hari ini kita tidak akan bisa temui para pemimpin yang benar peduli dengan aduan masyarakat yang paling sederhana seperti kehilangan kambingnya.

Makanya sangat penting sekali peran seorang pemimpin, seperti hadist berikut ini;

Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR Muslim). Wallhu’alam

 

[LM/nr]

Please follow and like us:

Tentang Penulis