Diary Kematian Sistem Pendidikan Sekuler
Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom
Aktivis Muslimah Aceh
LenSa MediaNews__ Bertubi-tubi kabar datang menyayat hati dari dunia pendidikan, apalagi jika bukan kasus bunuh diri yang kian meningkat dratis yang dialami oleh para mahasiswa dengan berbagai permasalahannya. Ada yang karena kasus perundungan, asmara, utang pinjol, depresi dan tekanan dalam proses belajar di kampus. Seolah dengan melakukan bunuh diri semua masalah akan selesai. Nyatanya tidak, karena yang ditinggalkan akan menjadi sebuah misteri.
Seperti kasus kematian Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS Anestesi Undip yang bunuh diri karena diduga tak kuat atas perilaku bullying yang dialaminya, kian menambah daftar panjang kasus bunuh diri di Semarang, Jawa Tengah. Sebelumnya kasus ini, ada beberapa kasus serupa yang terjadi di beberapa kampus di Semarang. (Jawapos.com, 17-8-24)
Banyak kasus bunuh diri pada mahasiswa, juga berbagai persoalan yang menimpa mereka menggambarkan kompleksnya persoalan yang dihadapi. Karena terlalu berat sehingga mereka memutuskan untuk mengakhiri hidup yang sangat berharga ini. Merasa tak berdaya untuk berhadapan dengan dunia yang semakin gelap. Padahal jelas Allah melarang hambanya untuk menyakiti dirinya sendiri seperti firman Allah di bawah ini :
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisaa : 29)
Bunuh diri dapat menjadi penyebab seseorang masuk ke dalam neraka. Hal ini dijelaskan Rasulullah dalam hadits sahih riwayat Bukhari. Rasulullah bersabda:
“Di antara orang-orang sebelum kalian ada seorang laki-laki yang terluka. Lalu, ia merasa putus asa. Kemudian, dia mengambil sebilah pisau untuk mengiris urat nadi tangannya dengan pisau tersebut. Tentu saja darah tidak berhenti keluar dari tubuhnya sampai akhirnya ia meninggal dunia. Kemudian, Allah Ta’ala berfirman: ‘Hamba-Ku telah mendahului Aku untuk mengakhiri masa hidupnya, maka Aku mengharamkan surga atas orang tersebut’”. (HR Bukhari)
Semua erat kaitannya dengan sistem hidup yang dijalankan hari ini termasuk sistem pendidikan sekuker. Sistem ini gagal melahirkan generasi yang berkepribadian Islam, padahal generasi akan menjadi penerus dan pembangun peradaban. Bagaimana generasi ini akan mampu membangun peradaban jika sistemnya masih rusak? Bahkan sangat rusak untuk terus dipertahankan.
Ini bukti bahwa jiwa generasi semakin rapuh pula karena jauh dengan Islam. Salah satu keberhasilan dari sistem kapitalis adalah membuat manusia memisahkan diri dari agamanya sendiri, sehingga mereka bingung kemana mencari solusi tepat di saat banyak masalah menimpanya. Dan tidak bisa menemukan siapa yang bisa menolongnya. Anehnya kita adalah mayoritas muslim yang harusnya kokoh dengan imannya, namun begitu rapuh dan lemah.
Tentu saja Islam selalu punya solusi untuk semua permasalahan yang dialami oleh manusia. Bukankah Allah telah menurunkan Al-Qur’an untuk kita jadikan pedoman dalam kehidupan ini agar tidak tersesat. Dan kesesatan yang nyata itu terjadi saat kita masih memilih hidup dengan sistem yang rusak dan menjadi pembelanya, salah satunya adalah pendidikan yang membuat orang semakin stres baik guru atau siswanya.
Islam memiliki sistem pendidikan yang kuat, karena berbasis akidah Islam, maka akan tercipta lingkungan hidup yang mendukung yang menguatkan terwujudnya kepribadian Islam. Tentu saja penguatan akidah harus sangat kokoh ditanamkan saat masih dini. Agar kelak para pemudanya tidak bermental rapuh dan siap mengemban tugas sebagai agen perubahan untuk peradaban yang gemilang seperti dahulu. Wallahu’alam