BBM Naik Rakyat Makin Tercekik
Oleh: Dian Yanuar
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
LenSaMediaNews.com__Seluruh badan usaha penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU yang ada di Indonesia kompak menaikan harga produk BBM nya. Seperti misalnya Shell Indonesia, BP-AKR, VIVO energy, dan juga PT Pertamina (persero) menaikan harga BBM non subsidi jenis RON 92 atau pertamax menjadi Rp13.700 dari sebelumnya Rp12.950 per liter (cnbcindonesia.com, 12-08-2024).
Masalah kenaikan harga BBM bukan sekali ini saja terjadi. Pemerintah kerap kali menaikan harga BBM yang pada umumnya merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dalam menjalani sebagian besar aktivitas. BBM juga telah menjadi salah satu komoditas utama di masyarakat.
Kenaikan harga BBM menjadi pemicu dampak buruk lainnya yang dapat memperparah keadaan masyarakat. Masyarakat menjadi semakin sulit untuk bergerak dalam kontak menjalani kehidupannya. Biaya transportasi baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum akan semakin bertambah.
Dampak lain dari kenaikan harga BBM juga berpengaruh terhadap kenaikan bahan-bahan pokok makanan. Menurunnya daya beli masyarakat akan membuat perputaran di sektor ekonomi semakin rendah. Banyak karyawan yang terkena PHK karena perusahaan tidak mampu untuk membayar gaji karyawan. Usaha-usaha kecil terpaksa gulung tikar karena tidak mendapat pemasukan. Meningkatnya angka pengangguran, sehingga akan membuat angka kriminalitas semakin tinggi, dan semakin menambah masalah bagi pemerintah. Kenaikan harga BBM menjadikan kehidupan masyarakat semakin terpuruk dalam kemiskinan.
Masalah kenaikan BBM akan terus terjadi jika sistem ekonomi kapitalisme masih diterapkan di negeri ini. Liberalisasi migas menjadikan negara adidaya berkuasa atas segala sesuatu. Ketidakberdayaan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM tidak bisa dibenarkan, karena seharusnya pemerintah bertanggung jawab menjaga stabilitas harga BBM.
Padahal, negeri ini merupakan negeri yang kaya dan memiliki cadangan migas melimpah. Namun karena negeri ini telah membebaskan swasta dalam pengelolaan SDA, dalam terutama migas, sehingga mereka bisa menguasai SDA dari hulu hingga hilir. Dalam hal ini negara hanya sebagai regulator saja. Karena pengelolaan SDA diserahkan kepada swasta, maka keuntungan yang diperoleh tidak akan masuk kepada kas negara. Apalagi keuntungannya bisa dinikmati oleh masyarakat, itu merupakan hal yang mustahil dan sulit terwujud dalam sistem kapitalisme.
Berbeda halnya dengan sistem Islam. Islam sangat solutif bagi setiap masalah. Karena dalam sistem Islam negara menjadi institusi yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan rakyat. Islam mengatur kepemilikan individu dan kepemilikan umum, termasuk dalam mengelola SDA.
Negara akan mengelola SDA dengan mandiri dan amanah, sehingga ketersediaan BBM akan terjamin untuk semua rakyatnya dengan adil dan merata. Negara bisa menjual BBM kepada rakyatnya dengan harga murah atau bahkan gratis sehingga masyarakat bisa hidup sejahtera, makmur dan penuh berkah. Wallahualam bisshowwab. [LM/Ss]