Menakar Keamanan di Kota Kembang (1)


Oleh El Nuha

 

LenSa MediaNews__ Sebanyak 17 tersangka berhasil diamankan oleh jajaran Sat Narkoba Polresta Bandung, saat menggelar Operasi Anti Narkotik atau Operasi Antik 2024 pada periode 4 – 24 Juli 2024. (prfmnews.pikiran-rakyat.com, 30-7-2024)

 

Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo menyampaikan bahwa, beragam barang bukti mulai dari 39 paket sabu seberat 95,4 gram, 24 paket ganja seberat 700,5 gram, 28 paket tembakau gorila seberat 200,5 gram, dan obat-obat keras sebanyak 11.810 obat keras yang terdiri dari tramadol dan trihexyphenidyl, turut diamankan.

 

Dari 17 kasus yang terungkap ini ada satu kasus unik yakni adanya peredaran sabu yang dilakukan oleh keluarga napi dengan modus memasukkan sabu yang terbungkus kondom, ke dalam dubur untuk menghindari pemeriksaan petugas lapas.

 

Atas perbuatannya, para tersangka ini dijerat dengan pasal yang berbeda-beda sesuai dengan perbuatannya masing-masing, ada tersangka yang terancam hukuman mulai dari 6 tahun hingga 20 tahun penjara dan ada pula hukuman denda sebesar Rp10 miliar.

 

Beberapa waktu sebelumnya, seorang wanita mengaku menjadi korban percobaan pelecehan di Jalan Asia Afrika pada Jumat pekan lalu. Saat ia berjalan di depan kursi trotoar jalan Asia Afrika dekat simpang Asia Afrika-Tamblong, ada seorang pria yang mencoba melakukan pelecehan dengan tiba-tiba membuka celana tanpa alasan jelas.

 

Menurut petugas yang berjaga di pos, kejadian serupa sudah sering dilaporkan warga, yang beraktivitas di kawasan elite tersebut. Bahkan, pelaku sempat diamankan, tetapi ia berdalih sebagai ODGJ. (prfmnews.pikiran-rakyat.com, 29-7-2024)

 

Fakta yang terjadi bukan tanpa sebab. Pasti ada pemicu munculnya kejadian demi kejadian. Jika kita melihat dari kaca mata manusianya itu sendiri, kebanyakan manusia saat ini tidak memikirkan aturan yang seharusnya. Mereka bertindak atas dasar kemauannya sendiri, tidak melihat lagi apa dampak yang akan terjadi jika melakukan suatu perbuatan. Yang penting mereka memenuhi apa yang diinginkannya, dengan mengatasnamakan kebebasan. Adapun aturan agama dianggap sebagai pengekangan atas kebebasan, terutama kebebasan berekspresi yang dikatakan sebagai bagian dari HAM.

 

Namun kebebasan inilah yang menjadi boomerang bagi manusia itu sendiri. Karena jika aturan agama ini ditiadakan, gerbang berbagai kerusakan dan permasalahan tidak bisa terbentung dan terfilter, bahkan akan mefasiltasi berbagai kerusakan di masyarakat. Contohnya kasus naroba, hampir setiap hari di tv disiarkan. Dari kasus narkoba inilah yang nantinya akan memunculkan kekacauan lainnya.

 

Sabu-sabu adalah obat terlarang yang dapat menyebabkan ketergantungan, kerusakan otak, serta masalah kesehatan lainnya. Penggunaan barang haram ini pun mengganggu keseimbangan mental dan fisik seseorang, menyebabkan berbagai masalah sosial dan mengakibatkan rusaknya akal manusia.

 

Seperti yang kita tahu yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Sementara fungsi akal itu sendiri adalah untuk menilai dan mempertimbangkan tindakan serta keputusan kita, memutuskan mana yang baik dan yang buruk, benar atau salah. Dengan akal, kita dapat menganalisa situasi, mempertimbangkan konsekuensi, dan membuat keputusan yang lebih bijaksana.

 

Sementara dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengguna narkoba seperti sabu-sabu, ekstasi, dan lainnya menyebabkan fungsi akal terganggu. Narkoba bisa mengubah cara otak berfungsi, mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir jernih, membuat keputusan rasional, dan menilai risiko dengan benar. Maka jelas, hal ini bisa mengarah pada perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

 

Hilangnya fungsi akal inilah yang menjadikan manusia tidak bisa lagi membedakan perbuatan baik atau buruk. Akibatnya tindak kriminal, pelecehan seksual, dan lain-lain menjadi marak, sebab fungsi akal sebagai pembeda, tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

 

Selain hilangnya fungsi akal, permasalahan yang ada juga tidak terlepas dari adanya sekularisme, yang menjauhkan agama dari kehidupan. Paham ini berkontribusi pada meningkatnya perilaku yang dianggap negatif, seperti kekerasan atau kriminalitas. Sederhananya bahwa manusia itu terbatas, karena terbatas maka dia memerlukan kekuatan yang lebih besar dari dirinya untuk mengaturnya, yaitu Allah SWT melalui agama. Sekularisme inilah yang menjadi penyebab manusia yang terbatas ingin mengurusi dirinya sendiri dan menafikan adanya Sang Pengatur. Dari sini maka sekularisme ini juga yang menjadi alasan yang lain terjadinya kekacauan di tengah masyarakat saat ini.

 

[Bersambung ke bagian 2]

Please follow and like us:

Tentang Penulis